Jika ternyata kita tidak memiliki kemampuan ini, tetapi tetap bersikeras menanak nasi, maka dapat berisiko bukan nasi yang diperoleh, melainkan bubur atau kerak nasi.
Terang benderang sudah sekarang, bahwa pengetahuan terhadap suatu objek memegang peranan yang aduhai pentingnya.
Tanpa pengetahuan yang memadai, keinginan yang kita dambakan seringkali tidak akan tercapai. Pengetahuan merupakan perwujudan dari pemahaman kita terhadap hal yang dituju.
Semakin dalam pemahaman kita terhadap hal yang dituju, maka semakin besar dan cepat pula potensi untuk meraih keinginan. Pemahaman mendalam terhadap suatu hal juga menjadi modal utama bagi kita dalam menghadapi risiko yang merintang.
Agar tulisan ini tidak terlampau panjang, meskipun realitasnya memang sudah demikian, maka saya akan mengakhirinya dengan sebuah ilustrasi yang barangkali bisa memberi sedikit pencerahan bagi kita semua, Insya Allah.Â
"Seorang penyelam permukaan dengan seorang penyelam dasar adalah dua profesi yang berbeda. Seorang penyelam permukaan, karena kebiasaannya menyelam pada batas kedalaman tertentu, akan cenderung khawatir ketika diminta untuk menyelam hingga ke dasar. Ancaman akan hal yang belum dipahaminya seperti serangan predator laut seperti Ikan Hiu dan Pari menjadi pemicu sehingga ia enggan memenuhi permintaan tersebut. Sementara, bagi seorang penyelam dasar, tanpa perlu repot diminta pun, ia akan dengan senang hati untuk menyelam hingga ke dasar terdalam. Demikian karena ia sudah terbiasa menyelam hingga ke dasar. Kebiasaan itu telah melahirkan pemahaman bahwa ada kaidah yang harus dipenuhi agar tidak diserang oleh predator laut sehingga tidak ada kekhawatiran apapun baginya ketika diminta menyelam hingga ke dasar."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H