4. Sobani, fluvius (sungai) -> Sungai Jambi Kecil, Muarojambi
Terdapat sebuah tempat di tepi Sungai Batanghari di dekat kota Jambi bernama Muarojambi, yang berarti muara Sungai Jambi. Sebuah sungai bernama Sungai Jambi Kecil disini. Muarojambi terkenal dengan kompleks percandian Budha yang luas, yang konon digunakan sebagai pusat pembelajaran agama Budha yang disebutkan dalam naskah-naskah kuno.
5. Pagrasa, tempat -> Lubukrusa
Lubukrusa adalah sebuah desa kecil di tepi Sungai Batanghari di sebelah barat kota Jambi. Terdapat Sungai Danaubangko di seberangnya sehingga rawan pembajakan.
6. Samarade, tempat -> Muaratembesi
Muaratembesi adalah sebuah kecamatan di tepi persimpangan Sungai Batanghari dan Sungai Tembesi sehingga rawan pembajakan. Muaratembesi diduga merupakan pusat Kerajaan Malayu (Kerajaan Malayu Kuno) dari abad ke-6 sampai abad ke-7. Disini terdapat sebuah reruntuhan benteng yang dibangun oleh Belanda.
Pengetahuan orang-orang Yunani tentang wilayah-wilayah di timur bertambah setelah penaklukan Alexander Agung, namun referensi khusus tentang tempat-tempat di Asia Tenggara tidak diketahui sampai setelah bangkitnya Kekaisaran Romawi. Ahli geografi Yunani Eratosthenes (ca 276 – 195/194 SM) dan ahli geografi Romawi Pomponius Mela (43 M) telah menulis tentang Chryse Insula (“Pulau Emas”). Filsuf Romawi Pliny (23 – 79 M) dalam Sejarah Alamiah menyebut Chryse sebagai tanjung maupun pulau.
Periplus Laut Eritrea (antara abad ke-1 dan ke-3 Masehi) mengacu pada sebuah Pulau Chryse, yang terletak di timur jauh yang dihuni dan terbentang dibawah matahari. Dionysius Periegetes (sekitar akhir abad ke-3) menyebutkan bahwa Pulau Chryse terletak dimana matahari terbit. Avienus (abad ke-4 Masehi) merujuk pada Insula Aurea (“Pulau Emas”) yang terletak dimana fajar muncul di laut Scythia.
Saat ini orang menganggap bahwa Pulau Chryse atau Aurea adalah Pulau Sumatera dan menyamakannya dengan Suwarnabumi (“Tanah Emas”) dan Suwarnadwipa (“Pulau Emas”), baik termasuk atau tidak termasuk Semenanjung Malaya.
Banyak sumber kuno seperti Mahawamsa (antara tahun 543 SM dan 304 M), beberapa cerita tentang kisah Jataka (sekitar abad ke-4 SM) dan Milinda Panha (antara 100 SM dan 200 M) menyebutkan tentang Suwarnabumi.