Daerah rawan pembajakan terdiri dari nama tempat, sungai (fluvius), badan sosial (civitas) dan tempat perdagangan (emporium). Tampaknya tempat-tempat ini berada di sepanjang Sungai Batanghari yang rawan pembajakan. Plot koordinat mereka yang diberikan oleh Ptolomeus ditunjukkan pada Gambar 4.
1. Zabæ, civitas (badan sosial) -> Muarasabak
Menurut Ptolomeus, Marinus telah mengutip pengetahuannya dari pelaut Alexander saat melakukan perjalanan dari Aurea Chersonesus (Tanjungemas), dari arah barat menuju ke timur, untuk jangka waktu dua puluh hari, sampai mencapai sebuah pelabuhan bernama Zabæ. Dari titik ini, ia menyatakan, kapal-kapal berlayar kearah tenggara untuk waktu yang lebih lama untuk dapat mencapai kota Cattigara (tempat tak dikenal).
Ptolomeus menyebutkan bahwa siang terlama di tempat ini adalah lebih dari 12¼ jam atau sekitar 1º dalam garis lintang. Rupanya, Zabæ adalah yang sekarang dikenal dengan Muarasabak (dari “muara” dan “Sabak”), sebuah delta di muara Sungai Batanghari, yang konon merupakan pelabuhan perdagangan yang sibuk di masa lalu. Garis lintangnya sekitar 1º di sebelah selatan katulistiwa.
Begitu banyak artefak arkeologi ditemukan di Muarasabak, seperti peerahu kuno, permukiman, patung emas dan makam, juga tembikar, keramik, manik-manik dan pipisan yang diperkirakan berasal dari Dinasti Song (abad ke-11 sampai ke-13 Masehi). Babad Arab oleh Abu Zaid Hassan (916 M) menyebutkan tempat itu sebagai Zabag atau Zabaj dimana ada seorang kaisar Sribuza (Sriwijaya) di sana.
Penjelajah Arab dan kronik lainnya juga menyebutkannya: Mas’udi (abad ke-10), Ibn Serapion (sekitar 950 M), Aja’ib al-Hind (sekitar 1000 M), Mukhtasar al-Aja’ib (sekitar 1000 M), India oleh Al-Biruni (awal abad ke-11), Marwasi (sekitar 1120 M) dan Al-Idrisi (abad ke-12). Beberapa peta abad ke-16 sampai ke-17 menyebutkannya sebagai Saban atau Sabi.
2. Acadra, tempat -> Kotokandis
Kotokandis adalah sebuah desa di tepi persimpangan Sungai Batanghari dan deltanya. Terdapat reruntuhan candi Budha dan ditemukan patung perunggu Hindu Dipalaksmi disini dan di desa Simpang yang berdekatan. Terdapat juga situs makam kuno yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai makam Orang Kayo Hitam, Putri Mayang Mangurai dan Orang Kayo Pingai, pendiri Kesultanan Jambi.
3. Thipinobasti, emporium (tempat perdagangan) -> Suakkandis
Suakkandis, yang sebelumnya dikenal sebagai Muarakumpeh, adalah sebuah desa di tepi persimpangan Sungai Batanghari dan anak sungainya, sungai Kumpeh. Suakkandis diduga merupakan pelabuhan perdagangan kuno dimana saat ini sebagian besar penduduknya adalah para nelayan. Belanda menggunakannya sebagai pos perdagangan untuk mengendalikan logistik ke Muarasabak di masa penjajahan.