EKONOMI LUMAJANG SEDANG TERJUN
Dimasa pandemi ini perkembangan ekonomi menjadi banyak terhambat. Bagaimana tidak, hampir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat di segala sektor mengalami penurunan produktivitas. Padahal, pembangunan ekonomi yang dilakukan pada suatu daerah sejatinya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan dilakukan secara konsistensi untuk mewujudkan kondisi yang lebih sejahtera secara bersama-sama dalam setiap elemen masyarakat.
Sejatinya perkembangan dan pembangunan ekonomi masyarakat adalah dua hal yang saling berkesinambungan. Pembangunan ekonomi modern juga memacu pemerataan pembangunan dan juga hasil hasilnya berupa kesejahteraan rakyat secara adil dan merata. Dalam pengertian lain pembangunan ekonomi juga diartikan sebagai serangkaian usaha maupun kebijakan yang tujuan utamanya adalah untuk memperluas jumlah lapangan pekerjaan,meningkatkan dan meratakan distribusi pendapatan masyarakat serta dapat juga melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer menuju sektor sekunder maupun tersier. Maka dari itu, pembangunan ekonomi juga terhambat dikarenakan perkembangan ekonomi suatu wilayah terganggu.
Pada artikel kali ini saya akan menyoroti perkembangan ekonomi di Kabupaten Lumajang. Ya, Â Kabupaten Lumajang adalah salah satu daerah yang berada di wilayah propinsi Jawa Timur yang terdiri dari 21 Kecamatan , 195 Desa dan 7 kelurahan. Kabupaten Lumajang sendiri memiliki potensi yang cukup besar pada sektor pertanian dengan komoditas andalan seperti tanaman padi dan buah buahan seperti ikonya yaitu pisang agung dan pertambangan meskipun belum sepenuhnya dapat di eksploitasi secara optimal oleh pemerintah dan masyarakat sekitar. Beberapa potensi yang dimiliki Kabupaten Lumajang juga diantaranya yaitu sektor peternakan, sektor perindustrian dan perdagangan, sektor kehutanan, sektor perikanan dan sektor pariwisata.
Sebelum melangkah lebih jauh tentang masalah ekonomi di Kabupaten Lumajang akan saya perkenalkan dulu apa itu pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan atau peningkatan pendapatan masyarakat di dalam wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di wilayah tersebut. Pertambahan pendapatan itu diukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan (Robinson Tarigan, 2004). Salah satu cara menghitung Pertumbuhan Ekonomi adalah dengan Indikator Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). Caranya adalah membandingkan PDB tahun tersebut terhadap PDB tahun dasar.
Lantas sekarang bagaimanakah perkembangan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lumajang? Oke, ditinjau dari data yang ada terakhir kali Kabupaten Lumajang memiliki perbandingan pertumbuhan ekonomi diatas pertumbuhan ekonomi nasional adalah tahun 2014. Terdengar tidak terlalu buruk, akan tetapi perlu digariskan bahwa Kabupaten Lumajang adalah kabupaten yang letaknya berada di Pulau Jawa yang merupakan pulau dengan pusat kegiatan ekonomi Indonesia berada di dalamya. Pulau jawa juga merupakan penopang PDB Nasional terbesar dan Kabupaten Lumajang juga bukan merupakan daerah yang masuk dalam kategori 3T ( terdepan, terluar, dan tertinggal)
Bahkan yang sedang hangat dibicarakan yaitu tahun 2019 Provinsi Jawa Timur dinobatkan sebagai Provinsi dengan PDRB tertinggi kedua nasional setelah DKI Jakarta. Dengan adanya kabar tersebut mengapa malah Kabupaten Lumajang pertumbuhan ekonominya masih berada dibawah nasional, yaitu hanya mencapai angka 4,77% dan angka pertumbuhan nasional adalah 5,02% dan Jawa Timur masih kokoh dan gagah diangka 5,52%. Perbedaan yang cukup jauh mulai nampak disini.
Berdasarkan analisis yang ada di Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Kabupaten Lumajang pada angka tahun 2019 tampak bahwa sebenarnya sudah dalam periode lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lumajang melambat meskipun pertumbuhan ekonominya sudah diatas 4% dan pada akhirnya pada tahun 2017 mengalami peningkatan pertumbuhan hingga 0,08 poin.
Beberapa faktor indikator yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lumajang diantaranya laju inflasi Jawa Timur yang berhasil ditekan pada level 2,74%, lebih rendah dibanding tahun 2015 yang sebesar 3,08%.
Semua faktor ternyata memengaruhi perkembanga pertumbuhan ekonomi di Kabupaten baik itu faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Dari sisi faktor eksternal diantaranya adalah kondisi ekonomi global yang belum stabil atau membaik serta harga komoditas internasional yang masih berjalan lambat di level yang rendah dan di faktor internal, kinerja produktifitas komoditi sektor pertanian sebagai leading sektor bisa dikatakan masih belum maksimal.
Ditinjau dari aspek fisik dan kependudukan, potensi terbesar Kabupaten Lumajang adalah sektor pertanian, sebesar (39,08%). Dengan demikian seharusnya sumber daya alam perlu dimaksimalkan dalam hal pengelolaan dan perencanaan. Dua hal tersebut harusnya dilaksanakan dengan lebih bijak. Segala aspek yang berkaitan dengan sektor pertanian perlu ditngkatkan. Misalnya teknologi pertanian dan ketersediaan sarana produksi agar dapat menunjang berkembangnya sektor pertanian.
Pada struktur ekonomi Kabupaten Lumajang juga didominasi oleh tiga pusat lapangan kerja utama yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan. Ketiga lapangan pekerjaan di bidang tersebut secara total telah memberikan kontribusi sebesar 70,88% pada angka tahun 2016. Kategori konstruksi serta pertambangan dan penggalian ternyata juga memberikan kontribusi yang lumayan besar dalam pertumbuhan perekonomian Kabupaten Lumajang yaitu sebesar 7,65% dan 4,07% sedangkan kategori lain peranya dibawah 4%.
Struktur lapangan usaha masyarakat yang berada di Kabupaten Lumajang dari tahun sebelumya sampai sekarang juga mengalami pergeseran. Mulai dari lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan, menuju ke lapangan usaha lainya. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari besarnya peranan tiap tiap lapangan usaha terhadap total PDRB.
Pada tahun 2016 jika di analisis adalah tahun sumbangan terbesar bagi Kabupaten Lumajang karena masih banyak dihasilkan oleh kategori lapangan usaha pertanian, perikanan, dan juga perhutanan sebesar 39,08% memang sedikit menurun jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang bisa mencapai angka 39,68%.
Pertumbuhan ekonomi juga ada kaitanya dengan Produk Domestik Bruto (PDRB), PDRB Kabupaten Lumajang merupakan salah satu indikator yang berguna dan penting untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan regional dalam hubungannya dengan kemajuan kategori ekonomi tersebut. PDRB perkapita dipakai sebagai indikator makro terhadap perkembangan kesejahteraan rakyat.
PDRB per kapita menggambarkan nilai rata-rata PDRB yang bisa diterima oleh setiap penduduk Kabupaten Lumajang, PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi total nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Biasanya PDRB perkapita disajikan berdasarkan atas dasar harga berlaku karena PDRB per kapita dipengaruhi faktor produksi dan juga dipengaruhi oleh harga barang atau jasa.
Namun dari penngambaran PDRB tersebut temtunya tidak dapat langsung dijadikan sebagai ukuran pengingkatan ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh inflasi sangat berperan dominan dalam pembentukan PDRB maupun pendapatan regional.
Tentunya harapan saya selaku pemuda di Kabupaten Lumajang, semoga pemerintah dapat memberikan kebijakan yang akan mampu mendongkrak sektor perekonomian Lumajang dan menjadikanya kota ikonik dengan segala ciri khasnya. Mengembangkan dan pengoptimalan rencana pengembambangan potensi yang ada juga sepertinya menjadi PR yang harus dikerjakan oleh pemerintah Kabupaten Lumajang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H