Mohon tunggu...
Dhana Septiandani
Dhana Septiandani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar/Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran yang tartarik dengan fisiologi manusia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengapa Jaringan Permanen Masih Melakukan Pembelahan?

25 September 2017   06:03 Diperbarui: 25 September 2017   06:43 3337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau begitu apa perbedaan pembelahan yang dilakukan jaringan permanen dengan jaringan meristem? Perbedaannya adalah pada waktu terjadinya proses pembelahan. Jaringan meristem dapat melakukan pembelahan setiap waktunya tanpa harus ada situasi tertentu karna itu merupakan tugas dari jaringan meristem, oleh sebab itu jaringan meristem dikatakan aktif dalam melakukan pembelahan. Berbeda dengan jaringan permanen yang perlu berada di situasi tertentu agar dapat melakukan pembelahan, misalnya saat terdapat sel yang rusak. 

Penyembuhan sel yang rusak ini nantinya akan dilakukan oleh jaringan parenkim yang mempunyai kemampuan regenerasi, artinya sel dapat terusmembelah bahkan setelah dewasa untuk membentuk ikatan sel yang baru bila terjadi perusakan sel, namun jaringan parenkim akan berhentu melakukan pembelahan diri setelah luka sudah berhasil menutup dan jaringan tersebut kemudian akan kembali menjadi pasif. Jaringan parenkim merupakan jaringan yang memiliki bentuk sel segienam dan memilki diameter yang sama ke berbagai arah (isodiametric). 

Jaringan epidermis tumbuhan merupakan jaringan yang terdiri atas sel-sel yang berbentuk persegi panjang dan terdiri atas satu lapis sel. Jaringan ini menutupi permukaan tumbuhn secara menyeluruh karena terletak pada organ daun, batang, dan juga akar muda. Pada akar dan daun, permukaan epidermis biasanya ditutupi oleh suatu zat kimia atau lilin (kutikula) yang berfungsi untuk mengurangi penguapan tanaman. Pada dinding sel epidermis tidak terjadi fotosintesis, karena pada dinding sel tidak terdapat kloroplas, dan susunan antar selnya pun cukup rapat. Pada organ tumbuhan tertentu, epidermis dapat mengalami modifikasi. 

Ciri-ciri jaringan epidermis pada tumbuhan yaitu jaringan terdiri atas sel-sel hidup, berbentuk persegi panjang, sel-selnya rapat, dan tidak memiliki ruang antarsel. Umumnya tidak memiliki klorofil, kecuali pada epidermis tumbuhan paku, dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan, namun dinding sel epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain tetap tipis. 

Saat terjadi luka pada tumbuhan jaringan epidermis yang akan pertama kali terkena dampaknya dan yang terakhir kali sembuh karna letak jaringan epidermis yang berada di lapisan terluar.Jaringan parenkim juga memiliki dinding sel yang tipis dengan ruang interseluler yang cukup banyak, dan memiliki letak inti sel yang mendekati dasar sel (bersifat basalis). 

Jaringam parenkim biasanya disebut juga jaringan dasar, namun sebenarnya jaringan parenkim dan jaringan dasar merupakan dua hal yang berbeda karena jaringan parenkim merupakan bagian dari jaringan dasar, tapi kenapa jaringan parenkim sering disalah artikan sebagai jaringan dasar? Itu karena parenkim dapat berdiferensiasi menjadi jaringan lain sehingga dapat juga dikatakan sebagai jaringan multifungsi, dasar metabolisme dan reproduksi pada tumbuhan juga berasal dari aktivitas jaringan parenkim. Jaringan parenkim pada batang muda banyak yang mengandung kloroplas yang dinamanakan klorenkim yang berarti pada bagian tumbuhan yang memiliki jaringan parenkim maka disitu juga dapat terjadi fotosintesis karena salah satu tugas jaringan parenkim adalah untuk menyimpan cadangan makanan. 

Cadangan makanan ini juga nantinya dapat ditemukan berupa larutan dalam vakuola atau dalam bentuk partikel padat maupun cair pada sitoplasma. Berikut adalah ciri-ciri jaringan parenkim, jaringan parenkim memiliki sel-sel yang berupa jaringan hidup yang berukuran besar dan tipis serta umumnya berbentuk segi enam, memilik banyak vakuola, letak inti sel mendekati dasar sel, mampu bersifat embronal atau meristematik karena dapat membelah diri pada situasi tertentu, memiliki ruang antar sel yang banyak sehingga letaknya tidak rapat.Jaringan penyokong dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. 

Jaringan kolenkim memiliki ukuran dan bentuk yang cukup beragam. Pada umumnya, sel ini berbentuk segienam, namun pada potongan membujur, sel ini terlihat memanjang. Dinding sel kolenkim telah mengalami penebalan oleh selulosa dan pektin, namun penebalan yang terjadi tidak merata, karna biasanya terjadi pada bagian sudut-sudut sel. 

Adanya penebalan selulosa dan pektin pada jaringan kolenkim dapat meningkatkan kekuatan jaringan atau organ sehingga jaringan kolenkim disebut juga jaringan penyokong. Selain itu,dengan adanya penebalan selulosa dan pektin membuat tumbuhan menjadi lentur sehinga tidak mudah patah jika ada hembusan angin yang kuat. Jaringan kolenkim sebenarnya merupakan jaringan pertama hasil diferensiasi jaringan parenkim. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel yang mengalami penebalan dinding sekunder yang berupa lignin. Sel sklerenkim dapat dibedakan berdasarkan bentuk, asal, dan juga perkembangannya. 

Berdasarkan bentuk sel penyusunnya, sklerenkim dibedakan menjadi dua macam, yatu sklereid dan serabut. Sklereid adalah jaringan sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan penebalan dinding sel yang tebal. Pada sebagian besar tumbuhan, sklerein terbentuk sebagai kumpulan sel yang padat di bagian dalam jaringan parenkim yang lunak. Sedangkan serabut ditemukan di berbagai tempat pada tumbuhan. Serabut sklerenkim terdiri atas sel-sel yang memanjang dengan dinding sel yang tebal dan ujungnya lancip, antara sel satu dengan sel yang lain saling menyambung. 

Alasan terakhir mengapa menurut saya jaringan permanen masih melakukan terdapat pada percobaan totipotensi. Pada tahun 1898 seorang ahli fisologi Jerman G. Heberlant menyatakan bahwa sel memiliki informasi genetik yang lengkap sehingga sel tersebut mampu tumbuh menjadi individu baru. Kemudian kemampuan sel tersebut dinamakan totipotensi. Karna itu, totipotensi mulai diartikan sebagai kemampuan satu sel tunggal untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi individu baru yang utuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun