Mohon tunggu...
Perdhana Apri
Perdhana Apri Mohon Tunggu... -

Amatiran yang mencoba berkreasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi 105 Tahun Semangat Kebangkitan Nasional

20 Mei 2013   06:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:19 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebangkitan Nasional merupakan masa dimana semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme  muncul didalam diri para pemuda Indonesia. Masa dimana para pemuda dan pejuang sadar bahwa dalam mencapai kemerdekaan tidak dapat diraih dengan jalan sendiri-sendiri. Dan masa dimana kesadaran dari para pemuda dan pejuang muncul untuk memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia. Kebangkitan Nasional ditandai oleh 2 peristiwa besar yaitu berdirinya Boedi Oetomo dan Sumpah Pemuda. Kebangkitan Nasional merupakan titik balik hadirnya semangat untuk membebaskan Republik Indonesia dari tangan pejajah. Saat ini Hari Kebangkitan Nasional diperingatisetiap tanggal 20 Mei. 20 Mei merupakan tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu pada 20 Mei 1908. Kenapa yang dipakai adalah tanggal berdirinya Budi Utomo? Ini karena Budi Utomo adalah organisasi yang menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia.

100 tahun yang lalu Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" (Seandainya aku orang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga) di mana kedua tulisan tersebut menjadi tulisan terkenal hingga saat ini. Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker. Isi tulisan tersebuta adalah memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda (Sebelum menjadi Indonesia)  merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Sebuah langkah yang sangat besar saat itu yang dilakukan oleh beliau. Dan karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi Soerjaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka. Akan tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Soewardi justru belajar ilmu pendidikan dan Dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.

15 tahun yang lalu pada saat perjuangan mencapai reformasi, semua elemen bisa bersatu. Mahasiswa, pelajar, pemuda dan masyarakat semuanya membaur berjuang memperoleh satu kata “REFORMASI”. Semangat mereka mengingatkan pada semangat Budi Utomo pada tahun 1908. Pada tahun itu seluruh elemen masyarakat bersatu untuk satu tujuan. Mereka bergerak tak kenal lelah memperjuangkan aspirasi-aspirasi dari masyarakat. Dan pada 20 Mei 15 tahun yang lalu di Jogja masyarakat, mahasiswa dan seluruh elemen rakyat turun kejalan. Mereka berkumpul di sekitaran Alun-aalun Utara Keraton Yogyakarta. Mereka menyampaikan keluh da kesah mereka kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X. Sebuah aksi yang cukup besar pada saat itu. Dimana kita diperlihatkan kembali bahwa semangat persatuan kesatuan dan nasionalisme membumbung tinggi.

Kini setelah 105 tahun berlalu apa yang sedang terjadi? Yang saya rasakan semangat itu mulai pudar. Semangat itu mulai luntur terbawa perkembangan jaman. Semangat itu kini menjadi sangat langka di jaman yang serba modern ini, ketika tak ada sekat lagi antar dunia barat dan timur. Dalam momentum 105 tahun kebangkitan nasional ini yang saya rasakan kita harus bangkit dalam semua sektor, politik ekonomi pendidikan kebudayaan dan yang lain. Mungkin ada yang bilang saat ini Indonesia masih dalam tahap berkembang. Tapi mari kita tatap masa yang akan dating. Indonesia akan mencapai kejayaannya. Sudah cukup 105 tahun kita berkembang saatnya kita untuk lebih maju maju dan maju. Ayo bersatu, ayo bagkitkan lagi semangat Nasionalisme ini, dan mari bersama wujudkan Indonesia Bangkit. Selamat Hari Kebangkitan Nasional yang ke 105. Jayalah Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun