Mohon tunggu...
Dhamar Fawwazy
Dhamar Fawwazy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya Informatika

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Tradisi Upacara Adat Nyadhar Kabupaten Sumenep Pulau Madura

29 November 2024   10:39 Diperbarui: 29 November 2024   10:39 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya serta menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya kelakuan di suatu daerah. Setiap daerah pasti memiliki kebudayaan yang diyakini dan dilestarikan oleh masyarakatnya salah satunya yang ada di pulau madura khususnya di desa pinggir papas, kabupaten sumenep yaitu upacara tradisi nyadhar. Upcara tradisi adat nyadhar dilaksanakan sebagai rasa syukur kepada tuhan pada saat panen garam.

PENGERTIAN DAN SEJARAH TRADISI UPACARA ADAT NYADHAR

Upacara Nyadhar merupakan salah satu ritual adat penyerahan sesajen. Upacara Nyadar mempunyai makna selamatan atau syukuran. tradisi ini sudah dilakukan sejak ditemukannya garam di daerah Pinggir Papas.

Upacara Nyadhar sering dikaitkan dengan seorang pendakwah islam bernama syekh Angga Suto. Beliau berasal dari timur tengah yang awalnya singgah di Cirebon Jawa Barat kemudian beliau pergi ke Sumenep di pulau Madura dengan tujuan menyebarkan ajaran islam. Kemudian di sekitar pantai desa Pinggir Papas Angga Suto melihat keanehan terutama saat air laut surut dimana ketika air laut surut Angga Suto melihat bekas telapak kaki yang sangat besar yang lama-lama berubah menjadi gumpalan garam. Dari peritiwa tersebut lalu Angga Suto mengajarkan cara membuat garam kepada masyarakat di Pinggir Papas. Sejak saat itu masyarakat di desa Pinggir Papas hingga saat ini berprofesi sebagai petani garam.

TUJUAN TRADISI UPACARA ADAT NYADHAR

Tujuan dari tradisi upacara ini, masyarakat akan mengirim doa kepada leluhur yang mengajarkan pengolahan garam. Secara khusus upacara ini juga untuk menyampaikan terima kasih kepada Syekh Angga Suto. Bagi masyarakat Sumenep, Syekh Anggasuta merupakan orang pertama yang menemukan cara membuat garam. selain itu Upacara Nyadar juga bertujuan sebagai syiar Islam, Hal itu dapat dilihat dari salah satu agenda dalam upacara yaitu pembacaan naskah-naskah kuno.

 

PELAKSANAAN TRADISI UPACARA ADAT NYADHAR

Upacara Nyadhar dilakukan di tempat khusus yang sudah ditentukan sejak zaman dahulu. Nyadhar pertama dan kedua akan dilakukan di sekitar makam atau asta Syekh Angga Suto, Syekh Kabasa, Syekh Dukun, dan Sykeh Bangsa. Makam-makam para leluhur itu ada di Desa Kebundadap Barat, Sumenep. Sedangkan Upacara Nyadhar ketiga dilakukan di Desa Pinggir Papas tempat pertama kali pengolahan garam dilakukan. Upacara Nyadhar pertama dilakukan pada waktu dimulainya pembuatan garam, yaitu sekitar bulan Juli. Biasanya, upacara pertama ini dilakukan antara tanggal 13-19 dalam kalender hijriah, karena masyarakat mayoritas memeluk agama Islam. Waktu Upacara Nyadar kedua dilakukan satu bulan setelah upacara pertama dengan ketentuan tanggal yang sama. Begitu pula dengan Upacara Nyadar ketiga yang dilakukan satu bulan setelah upacara kedua. Tak hanya tempatnya yang berbeda, Nyhadar ketiga juga memiliki perbedaan secara prosesi. Dalam upacara ketiga ini masyarakat tidak melakukan ziarah ke makam para leluhur seperti upacara pertama dan kedua. Sebagai gantinya, pada malam hari masyarakat akan membaca layang atau naskah kuno yang dikenal dengan Macapat. Cerita yang dibacakan berupa Jatiswara, yaitu kisah jalannya nyawa dan raga dari perjalanan hidup manusia. Berikutnya akan dibacakan cerita Sampurnaning Sembah, yaitu kisah jalannya bakti manusia kepada Sang Pencipta. Keesokan paginya, masyarakat akan menggelar upacara rasulan. Masyarakat akan membawa makanan dalam piring keramik, yang akan dibacakan doa dan dimakan bersama-sama.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun