Mohon tunggu...
Dhamar Fernanda
Dhamar Fernanda Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Mari kita berdiskusi tentang sejumlah isu Mahasiswa Semester Akhir

Selanjutnya

Tutup

Financial

IHSG dan Ekonomi Digital

5 Agustus 2021   19:39 Diperbarui: 5 Agustus 2021   19:47 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sudah hampir 2 tahun masyarakat global merasakan mimpi buruk yang sepertinya tak kuta njung usai yaitu pandemi Covid-19, dimana pandemi ini mampu melahirkan berbagai macam krisis hampir di semua sektor khususnya ekonomi dan kesehatan. Indonesia dengan negara berpenduduk nomor 4 terbesar didunia tidak lepas dari krisis yang disebabkan oleh virus tersebut. 

Sejak Maret 2020, dimana kasus pertama kali di indonesia terdeteksi, saat ini tidak kurang dari 3,5 juta jiwa telah terpapar covid 19 dan hampir 100,000 diantaranya meninggal dunia. Sama sekali bukan angka yang menggembirakan. Disaat pemerintah sedang berjibaku dengan pandemi, masih ada saja sebagian kelompok masyarakat yang masih tidak percaya dengan adanya virus covid-19 ini. Hal ini tentu saja menghambat proses penuntasan pandemi itu sendiri. Jadi kapan pandemi ini berakhir? No one knows.

Beralih ke pasar modal, IHSG selaku indeks utama bursa efek indonesia tidak luput dari sasaran pandemi. Di bulan maret 2020, terjadi aksi jual besar-besaran oleh para pelaku pasar yang menyebabkan market crash hampir 40 persen. Namun uniknya, tidak seperti yang terjadi di sektor  wekonomi riil dimana sampai saat ini semua sektor masih merangkak untuk pulih, tidak butuh waktu lama untuk pasar saham kembali ke titik pulihnya. 

Ya, bursa saham pulih begitu cepat. Hal ini tentu saja tidak selaras dengan apa yang terjadi di ekonomi riil, pasar saham yang biasanya menunjukkan wajah dari riil ekonomi menjadi seolah bergerak anomali. 

Pasar saham pulih terlalu cepat tapi tidak dengan ekonomi riil nya. Saat ini memang sedang terjadi inflasi besar-besaran di pasar modal, banyak sekali saham yang naik gila-gilaan tanpa didasari fundamental yang jelas. Hal ini juga dipengaruhi para investor milennial angkatan coronial yang mulai gemar berinvestasi di pasar modal. Ada fenomena menarik dimana banyak sekali saham teknologi yang saat ini menjadi favorit pelaku pasar, sehingga harganya naik tidak karuan. 

Bisa jadi pula karena investor muda ini lebih melihat prospek perusahaan di masa depan ketimbang melihat nilai instrinsik perusahaan tersebut. Dan di 2021 ini, pasar seolah dikejutkan dengan kedatangan para startup unicorn yang akan melantai di bursa dalam waktu dekat. Bukalapak (BUKA) yang akan segera IPO besok pagi, amatlah dinantikan pelaku pasar. Dengan nilai IPO  yang sangat fantastis senilai 22 Triliun membuat BUKA mencatatkan rekor sebagai emiten dengan nilai IPO terbesar sepanjang sejarah pasar modal di Indonesia. Tentu saja semua ini hanya awal dari kisah manis yang akan terjadi selanjutnya.

Banyak pihak menilai, bahwa melantainya BUKA di bursa hanyalah semacam permulaan bagi Bursa Efek Indonesia dalam menatap masa depan yang cerah. Peta persaingan big market cap yang saat ini di dominasi oleh sektor banking dan consumer good, maka dalam waktu dekat akan segera di geser oleh saham-saham dari industri teknologi. 

Bisa dibayangkan indonesia akan memiliki saham-saham raksasa dari perusahaan seperti GoTo, BUKA, Traveloka dan lain-lain. Hal ini mengingatkan saya kepada fenomena yang terjadi di Amerika Serikat di akhir 1990-an dimana saat itu terjadi fenomena welcome to internet era, semua orang berbondong-bondong membeli saham-saham teknologi yang fundamentalnya belum terlalu kuat namun euforia market membawa harganya naik ke ujung nirwana. 

Hingga terjadilah malapetaka di awal 2000-an yang disebut dengan bubble dot com dimana harga-harga saham teknologi tiba-tiba terjun ke dasar jurang seolah tidak bernilai. Semua orang yang ikut hiruk pikuk dalam euforia berakhir dengan malapetaka. Mereka bangkrut tak terkira. Lantas apakah indonesia akan mengalami hal yang sama? apakah akan terjadi bubble selanjutnya di pasar modal indonesia?

Patut dinanti kiprah para saham unicorn yang akan melantai di bursa kita sesaat lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun