Berpuluh-puluh tahun lalu
Seorang bangswan melintasi soelferino
Ia adalah rantai penghubung
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam darah buat jiwa-jiwa yang kehausan
Memikul hasil panen padi
Bagi hati lapar yang sedang mencari
Ia adalah sosok malaikat
Dikirim dari langit
Menyebarkan misi kemanusiaan
Tumpuhan darah telah Ia lalui
Mayat-mayat menjadi saksi dikemudian hari
Tak terliput gelap malam
Tak tergoyah oleh angin kencang
Ia-Lah Hendri Dunant
Ia adalah sosok bapak kemanusiaan
Penabur benih di ladang kasih sayang
Darah sebagai penyubur kemanusiaan
Namun, setelah engkau wafat
Sejuta relawan di dunia tersentak menangis
Disaat yang lain berharap nikmat
Disaat kita berselimut hangat
Dikala itu Ia berkata pada dunia yang tak lagi mendengar
Kemana lenyapnya kemanusiaan ??....
Kini..kini.. dan kini..
Ia duduk di pangkuan Sang Ilahi
Berjaga di keheningan malam
Menantikan dihidupkan-Nya kembali
Tetesan benih telah berhasil engkau ciptakan
Aku ini percikan benih-benih
Yang engkau hamburkan dari  alam surga
Ladang dan awan yang nan mega berkasih mesra
Diantara mereka aku membawa amanat setia
Yang satu dari dahaga yang lain kuobati dari luka
Pelangit dilangit menghantar kedatanganku
Panas udara membakar kulitku
Apabila ku lihat ladang memerlukanku
Aku turun kubelai mesra bunga-bunga dan pepohonan dalam berjuta cara
Kini usiaku telah masuk 25 tahun
Aku telah menyatu ke dalam tubuh Hendry Dunant
Ladang akan selalu ku jaga
Kematian menjadi akhir dari kehidupanku..
#Totalitas Tanpa Batas
#Tumbuh dan Berkembang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H