Mohon tunggu...
Dhafin Husna
Dhafin Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA IPB UNIVERSITY

IPB UNIVERSITY

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mencegah dan Mengurangi Angka Kematian HIV untuk Mencapai SDGs

23 Maret 2021   14:18 Diperbarui: 23 Maret 2021   16:08 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

SDGs kesehatan tekait penyuluhan HIV AIDS di berbagai daerah khususnya kota – kota besar AIDS merupakan suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun di waktu yang akan datang.

Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan baik dari segi fisik maupun segi mental. Meningkatnya kasus HIV/ AIDS di indonesia semakin meluas dan hampir tak bisa dicegah. Jawa Tengah merupakan provinsi di Indonesia yang menempati urutan    terbanyak dalam kasus HIV/ AIDS yaitu dengan jumlah 18.038 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).

Kesulitan untuk mencapai SDGs masyarakat belum mengetahui apa itu sebenarnya AIDS, gejala-gejala AIDS, cara penularannya, dan cara mencegahnya. Sehingga sampai sekarang penderita AIDS semakin meningkat. Selain itu masyarakat juga harus mengetahui siapa saja yang kemungkinan besar tertular AIDS, dan bagaimana keadaan AIDS sejauh ini di Indonesia.

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan penularan dan akibat dari HIV/ AIDS dan pendekatan partisipatif artinya para peserta dituntut aktif dalam mengikuti kegiatan.

Seperti penyuluhan HIV AIDS di daerah saya yaitu Kota Sukabumi Jumlah kasus HIV-AIDS di Kota Sukabumi, secara keseluruhan mencapai 1.373 orang, diantaranya pada tahun 2016 mencapai 129 orang, tahun 2017 mencapai 160 orang, dan tahun 2018 mencapai 120 orang. Dijelaskan pula, dari 124 kasus tersebut, didominasi oleh kelompok pasangan Risti 56 orang, LSL 51 orang, Penasun 10 orang, pelanggan WPS 5 orang dan kelompok lainnya 2 orang. Sedangkan berdasarkan golongan umur, terbanyak ditemukan pada usia produktif yakni 25-49 tahun, sebanyak 94 kasus, kelompok dewasa usia 20-24 tahun sebanyak 17 orang, kelompok remaja usia 15-19 tahun sebanyak 2 orang, kelompok anak usia kurang dari 4 tahun sebanyak 4 orang dan usia diatas 50 tahun sebanyak 50 orang.

Ketua KPA Kota Sukabumi juga menjelaskan Indonesia melalui Kementerian Kesehatan secara tegas menyatakan bahwa epidemi HIV-AIDS di Indonesia harus selesai pada tahun 2030. Pada tahun 2030 diharapkan tidak ada kasus baru HIV, tidak ada kematian akibat AIDS dan tidak ada stigma dan diskriminasi pada Orang dengan HIV-AIDS atau ODHA, atau yang dikenal dengan “Three Zero”.

Oleh karena itu, KPA Kota Sukabumi terus berupaya secara optimal untuk mencapai tujuan “three zero” dengan berbagai upaya seperti melalui kampanye pelaksanaan screening tes HIV, kampanye pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS melalui berbagai media baik cetak, elektronik, media sosial dan digital, sosialisasi kepada berbagai kalangan terutama kepada kalangan generasi milenials yakni para pelajar dan mahasiswa. Selain itu juga dengan merangkul berbagai pihak seperti membentuk Warga Peduli AIDS (WPA), LSM, Perguruan tinggi serta organisasi pemerintah dan non pemerintah merangkul berbagai pihak seperti membentuk Warga Peduli AIDS (WPA), LSM, Perguruan tinggi serta organisasi pemerintah dan non pemerintah

Berkaitan dengan hal tersebut, KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Kota Sukabumi, berkolaborasi dengan KPA Provinsi Jawa Barat, untuk senantiasa berupaya optimal menanggulangi HIV-AIDS di Kota Sukabumi. Hal tersebut disampaikan Wali Kota Sukabumi, H. Achmad Fahmi sekaligus sebagai Ketua KPA Kota Sukabumi, saat memberi sambutan pada Peringatan HAS (Hari AIDS Sedunia) Tingkat Kota Sukabumi Tahun 2018, hari Rabu, 5 Desenbar 2018, bertempat di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi.

Diantara yang paling rentan mengidap virus HIV, yakni kalangan remaja. Oleh karenanya, KPA Kota Sukabumi senantisa melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya HIV-AIDS kepada para remaja, pelajar dan mahasiswa di Kota Sukabumi, untuk menekan dan mengurangi angka kematian dan penyebaran yang semakin meluas.

Berkaitan dengan hal tersebut, KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Kota Sukabumi, berkolaborasi dengan KPA Provinsi Jawa Barat, untuk senantiasa berupaya optimal menanggulangi HIV-AIDS di Kota Sukabumi. Hal tersebut disampaikan Wali Kota Sukabumi, H. Achmad Fahmi sekaligus sebagai Ketua KPA Kota Sukabumi, saat memberi sambutan pada Peringatan HAS (Hari AIDS Sedunia) Tingkat Kota Sukabumi Tahun 2018, hari Rabu, 5 Desenbar 2018, bertempat di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi.

Diantara yang paling rentan mengidap virus HIV, yakni kalangan remaja. Oleh karenanya, KPA Kota Sukabumi senantisa melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya HIV-AIDS kepada para remaja, pelajar dan mahasiswa di Kota Sukabumi, untuk menekan angka kematian sekaligus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun