Mohon tunggu...
Empuss Miaww
Empuss Miaww Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Free thinker

Biarkan sang Rembulan bercerita,,, ( http://empuss-miaww.blogspot.com/ )

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Sang Pecinta Hujan dan Purnama

19 Agustus 2011   16:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:38 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebenarnya sudah lama pertanyaan ini aku pendam, namu entah kenapa aku selalu urung untuk bertanya kepada dirimu, tidak tahu kenapa, mungkin karena aku terlalu malu untuk mempertanyakannya, maka disaat kita sedang berdua, dan keinginan tahu ku yang semakin besar, aku memberanikan diri untuk mulai bertanya kepada dirimu.

“manakah yang engkau sukai? Tetesan – tetesan hujan yang membasahibumi setelah kekeringan yang melanda, ataukah cahaya rembulan, yang menerangi sudut – sudut hati terdalam disaat malam” tanyaku

Sejenak engkau terdiam mendengar pertanyaan ku, seolah – olah sedang berpikir mengenai jawaban yang harusnya engkau berikan, tanganmu meremas – remas sapu tanganmu, dan bibir mungilmu mulai berbicara, “ aku menyukai hujan, turunnya memberikan kebahagiaan saat memandangnya, melihat anak – anak kolong yang menari bergembira melupakan segala kesedihan mereka saat hujan turun. Keteduhan yang diberikannya membuat diriku dapat menulis segala hal yang aku rasakan, imajinasi ku bergerak seolah – olah sedang menari bersama hujan, disana tersimpan misteri tentang kehidupan yang berjalan di depan mataku. Sungguh indah sekali sebagai imajinasi yang bertahta dalam pikiranku”.

“hujan,,,” sambungmu, “juga membawa pelangi, dia hadir setelah hujan pamit meninggalkan diriku, rona – rona warna yang berpadu sempurna adalah goresan indah di sudut langit ciptaan Tuhan,,,”

“oh,,,” jawabku, “bahkan engkau menggambarkan bagaimana memandang hujan dengan sangat memukau sekali, aku suka melihat dirimu saat duduk ditepi jendela kamarmu, saat hujan turun, terasa anggun dan engkapun sedang asyik menulis di atas kertas, sayang sekali, aku tidak bisa membacanya,,,”

“ Bagaimana dengan sang rembulan,,,?” Tanya ku lagi

Lagi – lagi ku lihat bola matamu bergerak jenaka di balik kerudungmu, engkau menggigit bibir bawahmu sebelum menjawab pertanyaanku.

Purnama adalah symbol kerinduan bagi para pecinta, aku senantiasa terpesona oleh kelembutan cahayanyayang sungguh anggun sekali, cobalah engkau rasakan dan nikmati saat tirai – tirai awan bergeser memberikan kesempatan kepada Purnama untuk bersinar dengan sempurna, maka apakah sama rasa yang kita rasakan,,,?”

“ Hmm,,,” gumamku, “ Purnama memang sangat anggun sekali saat dia bersinar di angkasa, ditemani suara burung – burung malam yang saling bersahutan, bergembira, karena Purnama telah menyambangi malam”.

“ Antara hujan dan purnam, manakah yang lebih engkau sukai,,,?” tanyaku terakhir kalinya.

“ tidak, aku tidak akan memilih mana yang lebih aku sukai antara cahaya rembulan dan hujan yang turun, aku sama – sama menyukai kedua fenomena alam tersebut, seperti aku menyukai mentari yang pamit di ufuk barat saat malam datang, ataupun mentari yang membangunkan diriku dari tirai – tirai kabut pagi. Semua peristiwa – peristiwa alam tersebut membuat diriku untuk bersyukur atas segala kesempatan yang telah diberikan Tuhan kepadaku”.

“ Baiklah,,,” kataku, “ terima kasih atas segala jawaban yang engkau berikan”.

Aku bangkut dari tempat duduk disampingnya, saat kami sedang memandang mentari terbenam di tepi pantai, pemandangan yang senantiasa kami nikmati setiap hari berdua saja.

Aku berjalan ke dapur, karena haus dan lapar, mencari whiskas dan susu yang senantiasa dia taruh di sudut dapur sebagai makananku, rupanya sore itu dia lupa menaruhnya, karena aku melihat tempat makan dan minumku masih kosong sejak siang tadi.

“Miawww,,,,,,,,” teriak ku gemas dan geram.

kutuliskan untuk sahabatku uleng tepu :D

sumber gambar:

sonubaby.blospot.com

googling

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun