Mohon tunggu...
Empuss Miaww
Empuss Miaww Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Free thinker

Biarkan sang Rembulan bercerita,,, ( http://empuss-miaww.blogspot.com/ )

Selanjutnya

Tutup

Money

Benarkah Indomaret sang pembunuh?

3 Januari 2013   09:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:34 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

foto nyusul

Sudah hampir dua minggu lamanya, minimarket indomaret hadir dekat rumah kami, melengkapi tempat berbelanja selain beberapa minimarket milik perorangan, toko kelontong dan sebuah supermarket di jalur yang sama di jalan lintas timur sumatera, Pekanbaru.

Mungkin tujuan utama pemberian ijin 200 minimarket indomaret dan alfamaret oleh pemko pekanbaru sebagai salah satu cara untuk mengurangi jumlah pengangguran di kota Pekanbaru, bayangkan jika satu minimarket menyerap setidaknya 5 pegawai plus satu tenaga keamanan, maka sudah 1.200 orang pengangguran berkurang dari kota Pekanbaru diluar Indogrosir yang juga ikut buka, belum lagi pajak dan retribusi serta uang kebersihan yang bisa menjadi pemasukan daerah.

Katanya kehadiran perusahaan ritel modern dapat mematikan sebanyak 20 toko kelontong yang berada di sekitar minimarket modern itu berada, karena kalah modal dan memiliki stok yang lengkap, (padahal menurut saya 20 toko kelontong bersatu bisa menghasilkan satu pembelian tingkat distributor di suatu wilayah, tergantung cara pembelian, lewat toko besarkah atau sales grosir yang keliling).

Biasanya pengeluaran belanja saya sudah diatur sebelum dikeluarkan, dimana untuk barang – barang yang bersifat banyak jumlahnya selalu di anggarkan setelah gaji keluar, saya biasanya menggunakan promo Koran untuk berburu minyak goreng kemasan harga terendah, sabun untuk mandi, mencuci pakaian dan piring, buah – buahan harga promo, dan sebagainya. Sementara untuk jajanan pribadi seperti kripik, minuman ringan ataupun rokok, yang jumlahnya tidak lebih dari Rp. 25.000 – 50.000, hehehe, saya berbelanja ke minimarket.

Iseng – iseng saya berbelanja ke indomaret, saat pertama kali buka, beragam hadiah di undikan untuk berbelanja barang dengan nominal tertentu khusus satu hari pembukaan saja, dapat membawa pulang balon, atau tempat makan yang terbuat dari plastic. Harga promopun mencakup minyak goreng kemasan bermerk terkenal dan merk private indomaret.

Produk yang ditawarkanpun mayoritas produk satu grup dengan indomaret, yaitu Indofood sukses makmur, sementara produk garudafood, coca cola amatil, unilever, dan beberapa pabrikan merk besar lainnya sebagai pelengkap mengisi ruangan yang tidak terlalu besar (200m2), ada sedikit kesulitan saat saya mencari produk favorit saya yang ternyata tidak di jual, produk grup wingsfood, yaitu kopi “bongkar”nya iwan fals, saya ngga tahu apakah memang produk sang follower diharamkan mengisi rak – rak milik indomaret.

Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, saya berbelanja ke minimarket hanya untuk produk jajanan pribadi saja, sehingga saya tidak tertarik berbelanja shampoo dan deterjen ke indomaret. Soal harga, yang saya lihat sekilas, menurut saya pribadi, harga jual di indomaret cukup mahal daripada saya berbelanja ke supermarket yang berjarak 100 m dan minimarket yang berjarak 50 m dari Indomaret tersebut buka untuk produk yang saya butuhkan. Kecuali beberapa produk minuman memang sangat murah di jual di Indomaret.

Produk                                 Indomaret                          Minimarket “T”                                 Supermarket “I”

Susu “P” Mommy            Rp. 34.600(200gr)             Rp. 34.000(200gr)                             Rp. 59.000 (400gr)

Kripik “Q” balado              Rp. 11.000(185gr)             Rp.  8.000(185gr)                              Rp.  8.000 (185gr)

Rokok “S”                            Rp. 12.400                           Rp. 12.800                                           Rp. 12.500

Beras merah                      -                                              -                                                              Rp. 2.500 (250gr)

Beras topi koki                  -                                              Rp. 90.000 (10Kg)                             Rp. 91.000 (10Kg)

Yoghurt “Y”                         Rp. 7.500                              Rp. 7.500                                              ga pernah beli

Note : data survey pribadi bulan desember 2012

Soal ketentuan pembelian dengan nominal tertentu dapat potongan harga produk promo biasanya hampir tidak pernah saya ambil karena selisih harga promo yang tidak sesuai dengan bujet yang harus di keluarkan. Ngga mungkin kan, saya yang jarang minum minuman bersoda, demi membeli satu botol 1500cc berselisih Rp. 1.500 dari harga sebenarnya harus berbelanja yang saya tidak butuhkan sebanyak Rp. 25.000, atau demi minyak murah merk privat indomaret berselisih Rp. 2.000 dari merk pabrikan harus mengeluarkan Rp. 50.000 untuk berbelanja.

Sepertinya sih, waktu 2 minggu belum cukup untuk melihat segala kelebihan yang dimiliki oleh minimarket terbesar di Negara kita ini, namun mungkin gaya berbelanja saya yang cukup berbeda membuat saya kurang tertarik berbelanja ke Indomaret meskipun hadir dekat rumah.

Tips saya pribadi buat yang merasa tersaingi oleh kehadiran Indomaret :

1.Indomaret dan alfamart merupakan sebuah organisasi, sehingga produk yang harus dijual, harga yang ditentukan, promo yang diadakan harus persetujuan manajer Indomaret. Toko kelontong dan minimarket pribadi dapat menjual produk yang tidak ada di Indomaret atau Alfamart, menentukan harga jual berbeda dan mungkin mengadakan sedikit acara cuci gudang untuk produk yang penjualannya lama.

2.Jika benar katanya 1 Indomaret atau alfamart bisa membunuh beberapa toko kelontong dan minimarket pribadi (belum tahu kebenarannya), sudah selayaknya para pemilik toko kelontong dan minimarket bersatu dalam satu wadah “koperasi” sehingga pembelian dapat dilakukan langsung ke distributor besar bukan ke grosir lagi.

3.Minimarket Indomaret dan Alfamart itu sebenarnya menempati space yang tidak terlalu luas, tidak semua produk dapat tertampung dalam Indomaret dan Alfamart, belum lagi jika terjadi perang harga untuk produk yang sama.

4.Saya sebenarnya lebih suka jika suatu lingkungan bisa berdiri ritel modern dan toko pribadi yang menjual produk berbeda dengan harga yang variatif sih, contohnya, minimarket pribadi menjual kopi kemasan merk “kopitiam” made in singapura atau kopi ginseng yang tidak mungkin di jual di Indomaret atau Alfamart sih, hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun