Mohon tunggu...
Empuss Miaww
Empuss Miaww Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Free thinker

Biarkan sang Rembulan bercerita,,, ( http://empuss-miaww.blogspot.com/ )

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alif-Lam-Yaa

29 April 2011   09:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:16 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="523" caption="googling"][/caption]

Di batas kenyataan dan khayalan, antara perasaan vertemu dan kenyataan memandang, tersimpan titik - titik krusial yang mengganjal. Bertanya kepada bintang - binyang yang menggelayut di langit hanya terjawabkan hampa atas pertanyaan yang berdetak dihati. Bertanya kepada kabut mentari yang menemani kehadiran kereta kencana, yang hadir untuk memulai hari, rupanya terlalu pekat untuk menjawab apa yang Nampak dihadapan. Ada berbagai macam rasa yang tercampur dalam cawan dan mangkuk yang terhidang dihadapan kita, semua rasa yang menyatu dalam satu wadah

Kegembiraan

Kesedihan

Kehilangan

Kerinduan

Kemarahan

Kecemburuan

Yang telah disuntikkan beberapa milligram morfin "cinta" dan candu "asmara", agar semua terangkum sempurna untuk dinikmati sampai entah kapan kita mengerti tanpa mengenal arti kata "kedaluwarsa" yang kita bungkus dalam selimut "kesetiaan". Dawai - dawai asmara dari panah cinta yang menembus sulbi dan menancap di hati seolah sulit untuk dicabut kembali, maka diriku mematahkan tangkainya dan membiarkan matanya menyatu di dalam hati dan terpompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Saat pikiran telah menetapkan kepada siapa dia menitipkan cinta dan hatinya,,, Maka hal tersebut adalahsebuah kenyataan diantara kesemuan rindu dan "perasaan" tlah memiliki. Bahkan nafsu melirik dan selingkuh yang menggoda telah kehilangan hak suaranya di dalam manthiq yang telah tubuh pergunakan. Hati telah menutup pintunya dan kuncinya telah dihilangkan, agar tidak seorangpun bisa memilikinya, kecuali kepada seseorang yang telah dititipkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun