Tahukah anda? Berurusan dengan seorang pendendam itu sangat rumit, meskipun anda belum pernah berkenalan dengan orang tersebut, semua hal yang salah dengan anda akan di paparkan sejelas – jelasnya.
Seupil apapun salah anda, tetaplah sebesar gunung bagi seorang pendendam, mungkin saat langit runtuh barulah dendam tak sudah itu berakhir, meski hanyalah sebentuk ajakan doa dari seorang ustad yang peduli dengan keadaan negeri ini. Negeri ini bukan milik Capres pemenang PILPRES apapun, namun negeri ini milik 270 juta masyarakat Indonesia, apapun warna kulit politiknya, sebuah pilihan terhadap politik tetaplah harus dihormati dan dihargai sepanjang tidak berlawanan dengan Pancasilda dna UUD 1945
Kira – kira apakah hubungan ajakan berdoa dengan persoalan PILPRES 2014? Apakah seorang ustad wajib golput? Alasannya apa seorang ustad tidak boleh menentukan pilihannya, meskipun pilihannya itu kemudian salah, bahkan seorang artis yang sumber pemasukannya berasal dari penggemarpun berhak memilih CAPRESnya, meskipun berbeda 180 derajat dengan fansnya.
Berhati – hatilah dengan seorang pendendam, setelah langit runtuh, baru dendamnya hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H