Mohon tunggu...
Nur Saadah
Nur Saadah Mohon Tunggu... -

Baca saja jika kamu ingin 😊 Ig : @nrsdgt_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat untuk Ibu di Akhir Tahun 2017

31 Desember 2017   20:31 Diperbarui: 31 Desember 2017   20:35 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebelum 2017 benar-benar berakhir, saya akan menuliskan sepucuk surat untuk wanita terhebat sepanjang masaku, yang lagi-lagi aku tak menghabiskan akhir tahun bersamanya.

Untuk Mamaku,

Kutulis supucuk surat ini dengan kerinduan yang membuncah. Kini pun aku terbayang, seperti kaset rusak yang memutar kembali bagaimana kasih sayangmu padaku. Mama, aku bersyukur kau hadir di dunia ini dan memberikanku kesempatan yang sama denganmu untuk merasakan indahnya dunia. Aku ingat, saat aku masih kanak-kanak, kau mengenalkanku pada dunia bahwa aku adalah putri tercantikmu dan aku hanya tersenyum riang mendengarnya. Hingga aku dewasa kini, kau tetap mengenalkan ku pada dunia bahwa aku adalah putri kecilmu. Kau yang selalu menjadi penopangku, bahkan hingga sedewasa inipun aku tak bisa apa-apa tanpa dirimu. Banyak hal yang tanpa aku sadari selalu berhubungan denganmu. Kau pun selalu memprioritaskan kebahagiaanku dalam hidupmu tanpa mempedulikan rasa sakitmu. Mama, kamu adalah wanita terhebatku, hingga jika ada kata yang lebih dari kata hebat, aku akan menambahkannya sebagai panggilanku untukmu.

Mama, aku ingat hari itu. Hari dimana aku lulus SMA dan aku bercerita tentang cita-citaku. Keinginan untuk melanjutkan pendidikanku di luar kampung halaman kita dan kau hanya tersenyum lalu memelukku erat. Kemudian, disepertiga malam itu, kau menangis di dalam doamu kepada-Nya. Kau meminta pada Tuhan untuk menjagaku dengan baik ketika diriku jauh darimu. Kau memohon pada Tuhan agar hidupku selalu beriringan dengan kebahagiaan. Kau menangis sejadi-jadinya karena putri kecilmu harus berpisah denganmu karena ingin meraih cita-citanya. Kau meminta sekali lagi pada Tuhan agar cita-citaku terkabulkan. Mama, aku ingat malam itu. Aku menangis dibalik pintu kamarku mendengar rintihanmu kepada Tuhan. Aku tidak tahu apa yang harus aku balaskan untuk semua pengorbananmu. Terlalu banyak Mama pengorbananmu untuk putrimu ini. Hingga lautan tak akan cukup menjadi tinta ketika aku ingin menuliskan. Hingga langit tak akan bisa untuk menampung tulisanku tentang "pengorbananmu". Hingga alam semesta tak akan bisa berkonspirasi mengenai deritamu.

Mama, maafkan segala rasa sakit yang pernah aku goreskan dalam hatimu. Maaf pula ketika kau bilang "Mama rindu padamu", tapi aku tak bisa segera pulang karena aku sedang menuntut ilmu di kampung orang. Maaf mama aku belum menjadi anak yang baik dan memenuhi segala keinginanmu. Sekali lagi Mama, maafkan putrimu. Tidak ada gunanya hal di dunia ini tanpa kasih sayangmu, perhatianmu, dan maafmu. Mama, terima kasih atas segala hal yang pernah kau lakukan untukku. Aku tau, aku takkan bisa membalasnya, tapi aku selalu berdoa agar Tuhan memberi kesempatan membahagiakanmu di masa tuamu. Aku selalu berjanji dalam hati, untuk selalu berusaha membahagiakanmu, jika aku tak mampu, aku akan berusaha untuk tidak melukaimu.

Mama, aku hanya bisa berdoa, agar dirimu selalu sehat hingga nanti aku akan menjadi putri kecilmu yang membanggakanmu. Untukmu, Tuhanku, ku mohon beri aku kesempatan untuk membalas setitik pengorbanan mamaku dari segunung pengorbanan yang dilakukannya untukku. Tuhan, kumohon beri mama ku kesehatan agar dia bisa mendampingiku dikesuksesan di masa depan, agar dia bisa merasakan hasil jerih payahnya merawatku selama ini. Tuhan, jangan kau beri wanita terhebatku rasa sakit atas segala penyakit di dunia ini. Karena aku tak sanggup melihatnya merintih kesakitan. Tuhan, aku mohon agar mamaku selalu beriringan dengan kebahagiaan dan kesehatan. Tuhan, ku mohon.



Putri Kecilmu yang Merindukanmu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun