Kehidupan manusia tidak bisa bisa terlepas kebutuhan pada makanan, makanan i inheren pada rutinitas keseharian manusia. Maka tidak berlebihan jika makanan menjadi produk peradaban setiap bangsa sekaligus menjadi ciri dan identitas setiap bangsa. Makanan bukan hanya kebutuhan manusia, makanan memiliki sejarah dan filosofi tersendiri dalam peradaban manusia. Makanan adalah artefak akademik, yang menceritakani kisah panjang tentang suatu bangsa; spirit, karakter, kreatifitas dan imaginasi yang teramu dalam racikan dan perpaduan cita rasa bumbu masakan yang menciptakan sensasi rasa dan kenikmatan yang berbeda dan unik disetiap masakan.
Pada 28 April 2013 di Sidney, Australia, Muzayyin dan beberapa warga Indonesia melakukan grand opening secara resmi restauran yang menyajikan Coto Makassar itu. Restauran tersebut dinamai LONTARA, Coto Makassar and Culinary. Nama yang diambil dari nama huruf Suku Bugis dan Makassar digunakan untuk mengenalkan tradisi Bugis-Makassar di dunia internasional.
Coto dan Spirit berkompetisi
Keberadaan Coto Makassar merupakan salah satu contoh kuliner yang memiliki kekayaan dan nilai sejarah yang cukup kompleks. Secara historis, Coto seperti Artefak sejarah yang kaya akan nilai filosofi, seni dan warna , Coto adalah hidangan yang diproduk dengan keluhuran dan ketinggian imaginasi para pendahulu, yang berakulturasi dari berbagai racikan resep dan prosesi budaya akhirnya menjadi hidangan monumental khas Indonesia.
Maka tidak terlepas dari itu semua, banyak makna terhadap Launching Warung Coto Makassar di sidney yang lahir dari gagasan Muzayyin, merupakan sosok anak muda yang mampu meramu dan merefresentasikan spirit dan keunikan bangsanya. Coto Sydney menunjukkan tekad Pergumulan Visi ditengah kompetisi global , ini menunjukkan kuatnya Sensitifitas Muzayyin terhadap keunggulan peradaban bangsanya. Mengambil sampel, Jika bangsa Jepang melakukan ekspansi (menjepangkan dunia) melalui kecanggihan kendaraan, maka kenapa tidak; kita coba Men ‘ Coto’ kan Dunia.
Atas asumsi, Jika semua Manusia telah diciptakan dengan segala keistimewaan dan keunikannya masing-masing berarti suatu bangsa juga telah diberikan keutamaan yang teramu dalam sejarah dan peradabannya. Keberanian dan kebernasan Muzayyin Arief mendorong Coto Makassar untuk memasuki kompetisi Global sesungguhnya merupakan sinyalemen tak terbantahkan bahwa Bangsa Indonesia harus meramu kembali Resep sejarah guna merebut generasi keemasan yang pernah dan akan terus dimiliki bangsa ini, hal ini cukup beralasan sebab mengutip sebuah ungkapan; siapa yang tidak belajar dari sejarah, maka dia harus membayar sangat mahal untuk mengulanginya.
tentunya, Ramuan dan cita rasa Coto Makassar merupakan refresentasi terhadap keunggulan perpaduan Imajinasi dan keluhuran budi pekerti para pendahulu, atas asumsi bahwa makanan selalu merujuk pada entitas yang membuatnya. Makanan mengungkap kedirian bangsa ini. “You Are What You eat” adalah ungkapan yang jamak digunakan. filosofi atas Keragaman varietas Bumbu dan Bahan masakan Coto Makassar menjadi indikator penting tentang khasanah sikap dan karakter bangsa Indonesia yang egaliter dan berkeadilan merupakan keutamaan yang melekat.
Ramuan Coto Makassar bak orkhestra yang menggelitik dan menghidupkan kembali harmoni rasa, kandungan nilai nutrisi dan perpaduan rempah yang seimbang dapat membawa para penikmatnya melintasi pengalaman dan ekspektasi Syaraf lidah. Maka kenapa tidak, kita bersama “Cotokan Dunia’ membuka mata dan harapan dan spirit bahwa Rasa tidak pernah berbohong, makanan akan selalu Jujur dan apa adanya. Seperti itulah keberadaan sejarah bangsa ini . akhirnya, jangan bertanya apa yang bangsa ini berikan pada anda, tapi mesti bertanya: sudahkan anda makan “Coto” hari ini??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H