Jakarta,- Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian tinggi. Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) telah menyiapkan berbagai upaya strategis.
Kepala BPPSDMP, Momon Rusmono mengungkapkan enam Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) yang tersebar di Medan, Bogor, Malang, Magelang, Gowa dan Manokwari ditransformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian.
"Nah, ini buktinya tahun 2017, walau pun masih namanya STPP, tapi mendengar mau transformasi, peminatnya melonjak menjadi 10 ribu orang. Awalnya, kami hanya menerima sekitar 900-an orang. Tapi, karena begitu peminatnya banyak," jelasnya di Jakarta, Minggu (7/10/2017).
Di tahun 2017, STPP seluruh Indonesia menerima mahasiswa sebanyak 1.200 orang. Target di tahun 2021, mampu menerima satu angkatan sekitar 3.600 orang. "Kalau sekarang, misalnya, mahasiswa tingkat satu 1.200 di enam STPP, tahun 2021, target kami ada 3.600 mahasiswa baru. Ketika lulus, mereka akan menjadi wirausahawan muda," sebut Momon.
Menurut Momon, untuk mempersiapkan ini, Kementan akan meningkatkan penyediaan sarana prasarana. Proses pembelajaran lebih banyak dengan teaching factory, baik sektor peternakan, hortikultura, perkebunan, tanaman pangan, dan juga pengolahan, dan sebagainya. Harapanya, peserta didik betul-betul memahami proses pembelajaran dari mulai perencanaan sampai dia bisa memasarkan dalam satu kesatuan dunia industri.
"Jadi, anak-anak betul-betul belajar dalam situasi nyata dalam urusan pertanian. Nanti kita bangun masing-masing politeknik ini membangun teaching factory. Makanya, selain kami membangun teaching factory, kami bangun dengan dunia usaha, dunia industri, dan juga Litbang di pertanian," tuturnya.
Momon mengungkapkan setidaknya ada 6 upaya untuk regerenasi petani. Pertama, transformasi pendidikan tinggi vokasi pertanian. Kementan memiliki enam STPP yang tersebar di Medan, Bogor, Malang, Magelang, Gowa dan Manokwari, akan ditransformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian.
"Jadi, enam STPP yang tadinya program studinya hanya penyuluhan yaitu penyuluhan pertanian, penyuluhan perkebunan, dan penyuluhan peternakan, akan ditambah program studinya seperti berorientasi agribisnis hortikultura, agribisnis perkebunan, mekanisasi pertanian. Dengan demikian, ke depan akan bertambah generasi muda yang disiapkan untuk menjadi petani sekaligus pelaku usaha pertanian," ungkap Momon.
"Sehingga, yang tadinya enam STPP jadi tujuh. Begitu pun yang SMK PP, kita akan tingkatkan statusnya. Yang tadinya SMK Pembangunan Pertanian, juga menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian. Sehingga, yang tadinya enam plus tiga. Ke depan kami akan punya 10 Politeknik Pembangunan Pertanian yang berorientasi pada program studi ilmu pertanian terapan dalam rangka regenerasi pertanian," ujarnya.