Mohon tunggu...
Breck Javic
Breck Javic Mohon Tunggu... -

Pengamat Ide, bersahabat dengan Pisang goreng dan Kopi hitam tanpa gula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dicari, Bangsa yang Hilang

6 Agustus 2013   23:34 Diperbarui: 1 Februari 2016   23:05 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Romantisme Sejarah kebesaran dan kejayaan Bangsa Bugis Makassar semestinya agar dapat dijadikan pegangan dalam konteks Kekinian, realitas kejayaan Bangsa Bugis Makassar tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun, Idealitas Sistem Bangsa Bugis makassar diuji dan dibuktikan secara Historis akademis, Keluhuran dan kehormatan kemanusiaan Bangsa Bugis Makassar sebagai basis Nilai sistem sosial kemasyarakatannya telah membuat Prestasi Peradaban yang Universal. Berbagai artefak sejarah telah membuktikan bahwa keberadaan Manusia-Manusia Bugis Makassar dimana kaki berpijak di dunia, telah berhasil memberdayakan dan menggerakkan Spirit Kemanusiaan.

Insan-Insan Bugis Makassar dalam lintasan sejarahnya telah menghadirkan Pesona dan daya “Magis”. Hampir diseluruh tanah seantero Nusantara, dapat kita Temui jejak-jejak Manusia Bugis Makassar yang selalu meletakkan Kisah Romatis dan Heroik. Kerelaan berkorban sebagai karakter manusia Bugis merupakan transformasi nilai dan falsafah bangsanya, selalu memberdayakan dimanapun sosok-sosok mereka muncul.Bangsa dan kerajaan besar di dunia semacam Prancis saja tidak dapat memungkiri peranan mereka, ketinggian karakter kepemimpinan manusia Bugis Makassar dan kontribusinya bagi Imperium Prancis dimasa lalu diakui hingga kini.

Menelusuri Jejak Bangsa yang Hilang

Tidak mengherankan, jikaSejarah kebesaran yang melekatdalam peradaban bangsa Bugis Makassar telah mengundangkekaguman dan keheranan bangsa lain. Penjajah Belanda menggunakan jalan kolonialismedemimenemukan dan menumpas Kedigdayaan Bangsa Bugis Makassar.Proyek Belanda di Tanah Bugis Makassar dapat dipastikan sebagaiProyek pembumihangusan sumber-sumber Intelektual dan spiritPemberdayaan Bangsa Bugis Makassar.Berbagai skrip dan artefak intelektualdirampas dan dibawa ke negeri belanda merupakan indikasi betapakesejatian Manusia Bugis makassar menjadi perhatian serius berbagai bangsa Penjajah.

Tanpa kita sadari, Salah satu keberhasilan Belanda proyek (Genocide) meneggelamkan keberadaan Sejarah Kedigdayaan Bangsa Bugis Makassar dengan memproduk Versi sejarah dan karakter Baru Bangsa Bugis Makassar yang disimbolisasi dengan Ayam Jantan yang gampang diadu dan dikriminalisasi dengan melekatkan karakter Emosional temperamen dan berpikir pendek dengan segala simbol kekerasan, hingga kini masih terus dikampanyekan oleh bangsa lain agar kedigdayaan dan keberadaan Bangsa Bugis Makassar bisa lenyap dari atas Bumi.

Karakter Manusia Bugis Makassar yang didasari Nilai dan Falsafah universal menempatkan masyarakat Bugis Makassar sebagai Bangsa yang original, Keaslian dan kemurnian Bahasa dan Falsafah Budaya bangsa Bugis Makassar diantara Bahasa dan Budaya Besar Dunia sesungguhnya merupakan pembuktian bahwa Bangsa ini memiliki Sistem Kepemimpinan yang juga Original.

Dapatkah dibayangkan kualifikasi keluhuran dan kekuatan daya Pemimpin Bangsa Bugis Makassar jika manusia-manusia biasanya saja sudah menampilkan kekuatan yang luar biasa , Sosok dan karakter Manusia Bugis Makassar selalu memegang Prinsip Saling Memanusiakan, dalam pengertian ini, Bangsa Bugis Memahami bahwa setiap Manusia memiliki keuatan dan Daya yang luar biasa yang diberikan Tuhan, sehingga setiap orang berhakdan didorong untuk Berdaya.

Berlandas berbagai tata nilai kepemimpinan (pemerintahan) yang menitik-beratkan pada etika dan moralitas politik, Bangsa Bugis Makassar pun membangun sistem pemerintahannya. Sistem kepemimpinan yang diterapkan dalam kehidupan bernegara masyarakat Sulawesi Selatan yang lebih menitik-beratkan pada aspek etika dan moralitas politik seorang pemimpin –sejak masa Galigo terlebih setelah masuknya Islam– inilah yang kemudian melahirkan pemimpin-pemimpin dengan kualitas moral yang baik

Maka esensi Sipakatau dalam Konteks tugas dan Peran Pemimpin Bangsa Bugis Makassar memilikipengertian, bahwa salah satu tugas pokok dan Utama Pemimpin adalahkemampuan membangkitkan dan memberdayakan potensi setiap individu warga yang dipimpinnya.Kualitas Pemimpinyangdapat menjadi pemicu dan pendorong bagi setiap Individu berdaya membuat Prestasi.

Romantisme Sejarah bukan dimaksudkan untuk mendongakkan Kepala dan Dada, tetapi diharapkan kebesaran dan keaslian kekayaan Budaya Bugis Makassar dapat menjadi anutan dan panduan (Code Of Conduct) kode prilaku masyarakat bugis Masyarakat dalam mengisi peran-perannya. Kemerosotan dan kejatuhan serta krisis yang dialami bangsa indonesia sesungguhnya sinyalemen melemahnya Peran dan daya Bangsa Bugis Makassar. Sebab dialektika sejarah adalah jawaban, jika Bangsa Indonesia banyak diwarnai oleh Sosok-Sosok Manusia Bugis Makassar yang dapat menggerakkan Bangsanya untuk bangkit dan berdaya.

Akhirnya, barangsiapa yang tidak belajar dari sejarah, dia akan membayar Mahal untuk mengalami perulangan Sejarah. menjawab Tantangan hari ini, maka sejarahadalah solusi paling ekonomis agar bangsa Bugis Makassar dan bangsa-bangsa yang ada di Indonesia tidak menjadi korban dari Kompetisi, pergumulan dan Pertarungan sejarah,Budaya dan Sistem Kepemimpinan yang Asli Indonesia kita masih miliki, tinggal, apakah kita ingin musiumkan?atau kita pegang kuat-kuat agar kitasebagai Bangsa dan masyarakat dapat Berdaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun