Mohon tunggu...
Dina Febiyanti
Dina Febiyanti Mohon Tunggu... Konsultan - Antropolog - penulis

coffee, susu, indomie, memasak, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Merefleksikan Filsafat 'Stoa' dan 'L.O.A' di Dalam Kehidupan

20 Juli 2023   11:53 Diperbarui: 9 Juli 2024   22:20 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto; cartoonaeg.com

Sampai disini saya rasa teman-teman sudah paham gambaran bagaimana menerapkan filsuf 'stoa' di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memberi respon yang tidak berlebihan adalah salah satu bentuk kalian sudah menerapkan 'stoa'. 

Bagi saya "Respon" dan "kendali"adalah  dua hal yang berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama, dimana kamu memiliki kebebasan secara penuh untuk merespon orang-orang yang sekiranya kamu rasa tidak memiliki dampak baik untuk mu. Kamu juga bebas mengendalikan hal hal yang layak di terima/direspon oleh otak mu, tetapi perlu diingat bawah kamu tidak bisa mengendalikan pikiran dan omangan orang lain terhadap mu. Menurut saya hanya respon mu yang bisa kamu kendalikan sepenuhnya. Ketika kamu sudah mampu menerapkan dan memilah mana hal-hal yang perlu untuk direspon, maka kamu juga akan bisa mengendalikan hal hal yang memiliki energi positif dan energi negatif untuk diserap dalam dirimu.

Jadi ketika kamu mendapat pertanyaan -pertanyaan  "kapan nikah, kapan punya anak, kapan kaya, kapan jadi milyader" saya punya tips menjawabnya dengan trik L.O.A " Law of attraction". Ketika pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang merupakan bagian dari harapan mu. Maka respon dengan sebaik mungkin. Misal,

A  : Kamu kapan kaya, sudah kerja bertahun tahun kok gak kaya juga

Maka kamu bisa menjawab sesuai dengan harapan mu. Misalnya kamu juga ingin kaya, berhubung kamu adalah generasi sandwich yang harus menghidupan generasi sebelumnya, dan membuat kamu harus settle down bekerja bertahun tahun namun tak kunjung juga kaya.  Maka kamu bisa jawab dengan begini,

B  : ohh iyaa, atas izin yang Maha kuasa sesegara mungkin saya pasti akan kaya, doakan saja

Cukup beri jawaban yang seperti itu, tidak perlu tersulut emosi dan berusaha menjelaskan bahwa kamu adalah generasi sandwich yang harus menghidupi orangtua dan adik adik mu. Semakin menjelaskan itu sama saja kamu membuang energi sia-sia. Yang memberi pertanyaan tidak akan perduli hal itu, ia hanya butuh bukti nyata atau bahkan ia hanya iseng  kurang kerjaan menanyakan hal tersebut.  

Kita memang tidak akan pernah bisa menghindari pertanyaan-pertanyaan seperti itu selama kita masih hidup di bumi. Yang bisa kamu lakukan adalah bagaimana cara mu merespon nya. Ketika kamu merespon dengan berlebihan maka tidak heran kamu menjadi salah satu korban yang gila akan validasi "mental health" bahkan jadi sosok yang suka self diagnosis dan suka mendramatisir hal hal sederhana dalam hidup menjadi begitu rumit. 

Oleh sebab itu saya memberikan pengetahuan dan opini saya untuk merespon pertanyaan orang orang dengan tips and trik L.O.A (Law of attraction). Seperti contoh argumen di atas yang sudah saya paparkan, Jika kamu ditodong dengan pertanyaan yang sebenarnya kamu harapkan terjadi dalam hidup mu, bahkan kamu sedang memperjuangkan hal itu, maka jawablah dengan sebaik mungkin. Ketika kamu menjawab dengan penuh doa dan harapan, percayalah bahwa apa yang kamu ucapkan dan yang kamu harapkan alam akan senantiasa menarik ucapan dan yang kamu pikirkan akan terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun