Mohon tunggu...
Dwi fatmawati
Dwi fatmawati Mohon Tunggu... -

tergantung bagaimana kita menyikapi... stay clam and enjoy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Psikologi Analitikal

17 Juni 2015   12:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:40 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PSIKOLOGI ANALITIKA

  1. Kepribadian adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkah laku, kesadaran dan tidak kesadaran. Kesadaran dan ego muncul pada awal kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara berlangsung kesadaran bayi yang umum, kasar, menjadi semakin spesifik ketika bayi itu mulai mengenal manusia dan obyek disekitarnya.

  2. Tak sadar pribadi dan Tak sadar kolektif

Istilah kompleks telah menjadi bahasa sehari-hari. Orang dikatakan mempunyai kompleks kalau orang itu jenuh dengan sesuatu yang mempengaruhi hamper semua tingkah lakunya, sampai-sampai dikatakan oleh jung, bukan orang itu yang mprediksi kompleks, tetapi komplekslah yang memiliki orang itu. Ingatan yang diwariskan adalah pengalaman-pengalaman umum yang terus menerus berulang lintas generasi. Namun yang diwariskan itu bukanlah memori atau fikiran yang spesifik, tetapi lebih sebagai predisposisi(kecenderungan untuk bertindak) atau potensi untuk memikirkan sesuatu.

  1. Arsetip yang muncul pada pengalaman awal manusia membentuk pusat kompleks yang menyerap pengalaman lain kepadanya. Jung mengidentifikasikan berbagai arsetip lahir, kebangkitan(lahir kembali), kematian, kekuatan, magi uniti, pahlawan, anak, tuhan, setan, orang bijak, ibu pertiwi, binatang, dll. Diantaranya yang paling penting dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku adalah persona, anima-animus, shadow, dan self. Keempat arsitip ini telah berkembang jauh dan sering dipandang sebagai system terpisah dalam kepribadian.

  2. Persona adalah kepribadian public, aspek-aspek pribadi yang ditunjukkan kepada dunia, atau pendapat public mengenai diri individu sebagai lawan dari kepribadian privat yang berada dibalik wajah sosial. Tujuannya adalah menciptakan kesan tertentu kepada orang lain dan sering juga menyembunyikan hakekat pribadi yang sebenarnya.

  3. Self adalah arsetip yang memotivasi perjuangan orang menuju kebutuhan . Self menjadi pusat kepribadian, dikelilingi oleh semua system lainnya. Sebelum self muncul, berbagai komponen kepribadian harus lebih dahulu berkembang sepenuhnya dan terindividuasikan.

  4. Simbolisasi adalah tanda yang tampak yang mewakili hal lain yang tidak tampak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun