Mohon tunggu...
Dezwal Ienoe Athallah
Dezwal Ienoe Athallah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa Semester 2 dari Universitas Pamulang, Tangerang Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa : Jendela Jiwa dan Cermin Kebudayaan Bangsa

19 Desember 2024   22:22 Diperbarui: 19 Desember 2024   22:22 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa, lebih dari sekadar alat komunikasi, adalah cerminan jiwa dan identitas sebuah bangsa. Ia adalah sebuah sistem lambang yang kompleks, sarat dengan nilai-nilai, norma, dan pandangan hidup masyarakat penuturnya. Melalui bahasa, kita dapat mengintip jauh ke dalam relung-relung budaya suatu bangsa, memahami sejarahnya, dan merasakan denyut nadi kehidupannya. Setiap bahasa memiliki ciri khas sendiri, yang tercermin dalam kosakata, tata bahasa, dan ungkapan-ungkapannya. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah gotong royong yang mencerminkan nilai kebersamaan dan tolong-menolong. Di sisi lain, bahasa Jepang memiliki konsep omotenashi yang menyiratkan pelayanan yang tulus dan perhatian terhadap tamu. Nilai-nilai seperti ini tertanam begitu dalam didalam budaya masing-masing bangsa dan diwariskan dari generasi ke generasi melalui bahasa.

Bahasa juga berfungsi sebagai penanda identitas suatu bangsa. Bahasa daereah, misalnya, menjadi simbol kebanggaan dan pemersatu bagi masyarakat penuturnya. Ketika kita berbicara dalam bahasa daerah, kita tidak hanya berkomunikasi, tetapi juga menegaskan jati diti dan asal-usul kita. Sayangnya, di era globalisasi ini, banyak bahasa daerah yang terancam punah akibat dominasi bahasa internasional. Globalisasi memang membawa banyak manfaat, tetapi di sisi lain juga menimbulkan ancaman terhadap keberagaman bahasa. Penggunaan bahasa asing yang berlebihan, terutama di kalangan generasi muda, dapat menyebabkan terkikisnya kekayaan bahasa daerah. Padahal, setiap bahasa adalah sebuah harta karun yang tak ternilai harganya.

Jadi, untuk melestarikan kekayaan bahasa dan budaya bangsa, kita perlu melakukan beberapa upaya, antara lain :

  • Mengenalkan bahasa daerah sejak dini : Dengan mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anak sejak usia dini, kita dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap bahasa daerah.
  • Menggunakan bahasa daerah dalam berbagai kesempatan : Kita dapat menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari, acara-acara adat, atau bahkan dalam dunia pendidikan.
  • Mengembangkan literatur dalam bahasa daerah : Dengan menciptakan karya sastra dalam bahasa daerah, kita dapat memperkaya khazanah budaya bangsa.
  • Memberikan dukungan terhadap lembaga-lembaga kebudayaan : Lembaga kebudayaan memiliki peran penting dalam melestarikan bahasa dan budaya. Kita dapat mendukung kegiatan mereka dengan berbagai cara.

Jadi, kesimpulannya adalah, bahasa merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Dengan menjaga dan melestarikan bahasa, kita tidak hanya melestarikan identitas bangsa, tetapi juga memperkaya khazanah peradaban manusia. Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk melestarikan bahasa Indonesia dan bahasa daerah agar generasi mendatang dapat menikmati kekayaan budaya bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun