Mohon tunggu...
Dhani Hartanto
Dhani Hartanto Mohon Tunggu... IT Consultant -

IT Project Manager/\r\nFreelance Photographer/\r\nFreelance Musician/\r\nGadget Observer/\r\nCulinary Addict/\r\nCasual Cyclist

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngetem dan Terminal Bayangan

2 Agustus 2012   08:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering terganggu dengan angkutan umum yang ngetem di persimpangan jalan? di depan Mal/Pertokoan?

Kalau ada aparat, mereka tidak ngetem, tapi kalau tidak ada aparat? Akhirnya terbentuklah "Terminal Bayangan" di mana aparat tidak pernah muncul sampai akhirnya lengkap dengan pedagang kaki lima, copet, preman, pungli (you name it lah!) Kenapa? Kok susah amat sih para pengemudi angkutan itu ditertibkan? Mungkin menurut saya seperti ini: 1. Sistem Setoran Kebanyakan (atau semua?) angkutan umum di Indonesia menggunakan metode setoran, setiap hari pengemudi harus menyetor sejumlah nominal kepada penyedia jasa atau pemilik kendaraan. Mereka akan memili h ngetem dengan harapan mendapatkan penumpang sebanyak-banyaknya, dibanding mereka berjalan sesuai rute, habis bahan bakar tapi tidak ada penumpang, atau tidak penuh. Biaya Operasional > Pendapatan (pasti dihindari) 2. Penumpang yang tidak bisa tertib Apakah anda sebagai penumpang sudah bisa tertib dalam menggunakan angkutan umum? naik/turun pada tempat yang seharusnya? tidak naik sembarangan? tidak turun sembarangan? Yang saya perhatikan adalah seperti ini:
  • ingin bisa naik dari depan rumah/gang/jalan/kantor/mal langsung begitu menuju jalan, padahal halte-nya masih sekitar 100m dari tempat itu
  • ingin turun di persimpangan karena harus ganti angkutan (transit) supaya jalannya tidak terlalu jauh, karena dari halte tempat turun dan tempat naik berikutnya berjarak 100-200m, atau malah harus nyebrang?
  • malas jalan & malas nyebrang!

Tapi dari kedua poin tersebut, saya lebih yakin mereka tidak akan ngetem atau terbentuk terminal bayangan kalau memang penumpangnya juga tidak mau naik/turun di tempat yang tidak diperbolehkan. Kalau mereka ngetem di persimpangan dan penumpang tetap menunggu di halte yang sudah disediakan, pasti para pengemudi itu akan menghampiri halte. Mereka butuh sewa untuk memenuhi target setoran harian. Lagi-lagi kita sebagai warga dan penumpang kok yang menentukan kondisi ini, kalau kita tertib pasti mereka juga akan menyesuaikan. Mari dong kita tertib, supaya semuanya bisa menjadi lebih baik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun