Ada beberapa kejadian menarik di sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) kemarin (12/8). Antara lain tingkah pola saksi dari Tim Prabowo-Hatta asal Papua yang menyegarkan ruang sidang, dan adanya ancaman pembunuhan untuk saksi Tim Prabowo-Hatta.
Hal itu terjadi saat hakim MK memeriksa saksi yang dihadirkan tim hukum Prabowo-Hatta, Novela Mawipa. Novela merupakan saksi mandat tempat pemungutan suara Kampung Awaputu, Kabupaten Paniai, Papua.
Sepanjang jalannya sidang, Novela selalu memberikan jawaban dengan aksen Papua yang kental dengan nada tinggi dan semangat menggebu-gebu. Menyaksikan hal tersebut, seketika pengunjung sidang dan para majelis hakim tertawa.
Berdasarkan pernyataan Nowela, tidak ada aktivitas pemilihan di kampungnya Rawa Butu. Bahkan tidak ada TPS di tempat tersebut. (sumber)
Kejadian lainnya adalah saksi Prabowo-Hatta wilayah Papua Vincent Dokomo mengaku diancam saat melakukan rekapitulasi tingkat provinsi. Karena alasan keselamatan diri, ia tidak berani melaporkan hal tersebut ke pihak berwajib. (sumber)
Pada saat ini, masyarakat harus percaya bahwa sembilan hakim konstitusi di MK akan menangani gugatan sengketa pilpres ini secara objektif dan independen. Masyarakat juga harus terus mendukung MK agar lebih berani dalam menyelesaikan masalah ini tanpa intervensi dari berbagai pihak, antara lain dengan memberikan dukungan Like terhadap Fanpage MK : Berani.
MK : Berani merupakan wadah aspirasi bagi masyarakat yang mendukung Prabowo - Hatta dalam mendukung MK agar berani memutuskan sesuai UU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H