Mohon tunggu...
Deyaha Afif
Deyaha Afif Mohon Tunggu... Guru - S1 Universitas Padjadjaran, S2 Linguistik Universitas Pendidikan Indonesia

bahasa, sastra dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Polemik Sunda di Tengah Perkembangan Zaman

7 Maret 2022   14:57 Diperbarui: 7 Maret 2022   14:59 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dalam lingkup pendidikan seperti sekolah-sekolah formal pun tidak luput dari polemik penggunaan serta pemahaman bahasa Sunda pada siswa di wilayah Sunda, itu sudah kurang. Bahkan para siswa banyak yang tidak dapat menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pergaulan sehari-hari meskipun mereka lahir di tatar Sunda. 

Saat ini dibeberapa sekolah pun posisi untuk mengisi guru bahasa Sunda kosong, karena cukup sulit mencari guru bahasa Sunda yang linear dengan program studi ilmu sastra maupun bahasa Sunda. Maka saat ini banyak mata pelajaran bahasa Sunda yang diampu oleh guru yang tidak linear.

Hal ini pula lah yang menjadi kekhawatiran penulis terhadap nasib keberlangsungan bahasa Sunda di kalangan masyarakat tatar Sunda. Seperti jurnal yang pernah penulis baca mengenai kekhawatiran serupa yang dirasakan yakni jurnal dengan judul "Bahasa Sunda Sudah Diambang Pintu Kematiankah?" yang ditulis oleh Prof. Cece Sobarna. Dalam jurnal tersebut prof. Cece Sobarna menjelaskan kondisi penggunaan bahasa Sunda. 

Terutama pada wilayah kota-kota besar di Jawa Barat yang masyarakat maupun pemuda-pemudi di kalangan wilayah tersebut sudah sangat jarang yang masih menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pergaulan sehari-hari.

Oleh sebab itu, sebagai masyarakat dan generasi muda kita harus terus berupaya melestarikan keberadaan bahasa Sunda, agar dapat digunakan serta diwariskan hingga generasi-generasi selanjutnya. Penulis mengharapkan untuk selanjutnya akan ada upaya yang tepat untuk menangani permasalahan kebahasaan yang ada. 

Hal ini bukan hanya polemik yang dihadapi para pengamat budaya dan bahasa saja. Namun, ini juga merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai masyarakat yang lahir dan tumbuh di tatar Sunda.

Referensi:

Sobarna, C. (2007). Bahasa Sunda Sudah Diambang Pintu Kematiankah. Makara Human Behavior Studies in Asia, 13-17.

Yuilyana. (2022). Simak Lagi Pernyataan Arteria Dahlan yang Protes Kajati Pakai Bahasa Sunda. Kompas TV.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun