Mohon tunggu...
Deyadra Nur shafa
Deyadra Nur shafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa teknik sipil UPI 2019 yang suka bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik UPI 2022: Tumbuh Kembang Anak dan Pola Asuh yang Baik untuk Balita

16 Agustus 2022   13:46 Diperbarui: 16 Agustus 2022   13:48 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung, 16 Agustus 2022 -- Universitas Pendidikan Indonesia selalu mewajibkan mahasiswa dan mahasiswinya untuk melakukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga sebagai sarana untuk menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pada tahun ini, UPI mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa". Program yang juga dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDGs) ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang SDGs Desa. Saya, Deyadra Nur Shafa' ikut bergabung dengan kelompok 45 yang mendapatkan tema "Desa Tanpa Kelaparan" dibawah bimbingan Dadi Mulyadi Nugraha S.Pd., M.Pd. Kelompok 45 memilih untuk melaksanakan KKN Tematik tahun ini di Kelurahan Kebonwaru.

Kelompok 45 terdiri dari 30 orang mahasiswa/i yang berasal dari fakultas yang berbeda. Kelompok 45 ini dibagi lagi menjadi 6 subkelompok, yang masing-masing kelompok ber-anggotakan 5 orang. Dan saya sendiri tergabung dalam kelompok 45-4 yang dipimpin oleh Arief Gusna Harisyandya Yudha, dengan anggota nya saya sendiri Deyadra Nur Shafa', Amata Kara Perdani Handiman, Jamiatul Ma'krufi dan Muhammad Aldi Alif Pratama. Pada kelompok kecil kami ini mengusung tema "Penangulangan balita dengan keadaan stunting". Karna kelompok kecil kami mengusung tema tersebut, maka oleh pihak kelurahan kebonwaru itu sendiri memilih kelompok kecil kami untuk melaksanakan KKN Tematik ini di RW 03 Kelurahan Kebonwaru.

Dokpri
Dokpri

Program Kerja yang dilakukan oleh kelompok 45-4 tiap harinya diisi dengan pematerian yang berhubungan dengan stunting itu sendiri, seperti 1) Pembukaan dan Pemaparan program kerja (Sosialisasi Stunting), 2) Pematerian Pengenalan stunting, 3) Pematerian gizi seimbang, 4) Pematerian Pola Makan, 5) Pematerian Tumbuh Kembang Anak. Mengulas sedikit tentang stunting, Stunting merupakan kondisi yang di mana seorang anak atau balita mengalami masalah gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya, Saat sudah menginjak umur dewasa, seorang anak yang mengalami stunting berkemungkinan mengalami obesitas dan juga penyakit tidak menular (PTM). Selain itu juga, anak yang terkena stunting akan lebih sering mengalami kehilangan fokus belajarnya.

Perlu kita ketahui juga bahwa tumbuh kembang anak dan pola asuh yang baik harus kita pahami dengan baik untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak kita kedepannya. Sebelum kita masuk ke hal yang lebih sensitive, kita perlu tahu perbedaan menganai pertembuhan dengan perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan individu berupa perubahan fisik yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur seperti a) Pertumbuhan berat badan, b) Bertambahnya tinggi, c) Bertambahnya panjang pada rambut. Perkembangan itu sendiri diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan aspek psikologis dan aspek social seperti a) Mulai mengenal lingkungan, b) Membutuhkan perhatian khusus dari orang tua, c) Senang bermain, d) Bersifat kekanak-kanakan (manja).

Dokpri
Dokpri

Nah mungkin bagi calon ibu atau bahkan pasangan yang baru menikah masih banyak yang bingung apasih manfaat kita memahami tumbuh kembang anak yang baik? Manfaat mengetahui tumbuh kembang anak yang baik itu untuk mendeteksi apakah ada masalah dengan pertumbuhan atau perkembangannya. Kita sebagai orang tua tentunya tidak mau hal hal yang tidak diinginkan terjadi Ketika pola tumbuh kembang mereka tidak sesuai dengan yang seharusnya iya kan ibu-ibu?? Makannya alangkah baiknya dari awal kita harus mencegah itu semua dengan banyak baca terkait materi yang saya angkat ini.

Setelah saya membahas tentang tumbuh kembang anak yang baik, saya memaparkan materi juga mengenai pola asuh yang baik, Pola pengasuhan adalah perilaku dan praktik pengasuh dan keluarga dalam hal menyediakan MP-ASI, perawatan kesehatan, stimulasi dan dukungan emosi yang dibutuhkan untuk Kesehatan dan tumbuh kembang anak. Disini juga saya menjelaskan bahwa banyak manfaat pola asuh yang baik, sebagai salah satu contohnya adalah meningkatkan kualitas interaksi anak dengan orang tua. Karna saya pernah baca ada studi kasus yang menjelaskan bahwa makin kesini anak dan orang tua jarang berinteraksi, kenapa? Karna banyak orang tua yang sibuk sehingga lebih memberikan anaknya ke suster atau bahkan ke gadget yang menurut saya itu sangat berpengaruh pada pola asuh yang baik.

Pola asuh yang saya bahas dibagi menjadi 3 yaitu, pola asuh otoriter,demokratif dan permisif. Mungkin kita masih agak kurang familiar mendengar nama-nama tersebut. Disini saya menjelaskan dampak-dampak dari pola asuh tersebut. Jika ibu-ibu menerapkan pola asuh otoriter atau biasanya orang tua memiliki keinginan yang harus dilakukan oleh anaknya tanpa pengecualian terkadang timbul sebuah keinginan yang positif dari anakanya tapi tidak menutup kemungkinan si anak akan berdampak pada psikologis si anak sehingga nantinya anak itu berprilaku negative. Selain itu ada pola asuh demokratis, merupakan pola asuh yang paling baik. Dimana orang tua bersikap friendly dan anak bebas mengemukakan pendapatnya, disini orang tua lebih mau mendengar keluhan dari anaknya, mau memberikan masukan. Dan yang terakhir adalah pola asuh permisif, dimana orangtua memberikan kebebasan anak yang berlebihan tanpa adanya kontrol yang cukup serta sering memanjakan anak akan berdampak negatif pada perilakunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun