Mohon tunggu...
Dexter Ezekiel Karjantoro
Dexter Ezekiel Karjantoro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid

Murid di SMA KANISIUS JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tantangan Kesadaran Kesehatan Mental di Masyarakat

8 November 2024   21:45 Diperbarui: 8 November 2024   22:08 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di tengah kesibukan kehidupan masyarakat modern, terdapat penyakit yang kerap diabaikan oleh banyak orang, yaitu masalah kesehatan mental. Seorang pekerja kantoran, misalnya, bisa bekerja bertahun-tahun tanpa benar-benar memperhatikan kondisi kesehatan mentalnya. Tuntutan pekerjaan yang tinggi, beban sosial, serta tekanan hidup membuatnya merasa lelah secara emosional.

 Tak hanya pekerja kantoran, pelajar pun sering mengalami tekanan yang sama. Mereka terbebani oleh nilai akademis, persaingan di antara teman-teman, hingga kekhawatiran akan masa depan karier mereka. 

Kehidupan yang penuh tantangan seperti ini membuat banyak orang merasa lelah, bingung, dan putus asa. Namun, sebagian besar memilih bertahan tanpa mencari bantuan profesional atau dukungan dari orang sekitar. Keengganan ini sering kali disebabkan oleh pandangan negatif dan stigma yang melekat pada isu kesehatan mental.

Kesehatan mental seseorang mencakup kondisi psikologis dan emosional yang memengaruhi cara ia berinteraksi dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya. Orang yang memiliki kondisi psikologis dan emosional yang baik akan mampu mengelola stres dan tekanan hidup dengan lebih bijaksana. 

Dengan begitu, ia dapat menjalani kehidupan yang produktif serta memberikan kontribusi positif pada lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, stigma yang sering dikaitkan dengan kesehatan mental membuat banyak orang enggan mencari pertolongan, meskipun mereka mungkin sedang menghadapi masalah serius seperti depresi, kecemasan, atau gangguan psikologis lainnya. 

Hal ini masih terjadi karena sebagian besar masyarakat memandang masalah kesehatan mental sebagai tanda kelemahan atau bahkan sesuatu yang memalukan, seolah-olah menunjukkan bahwa mereka tidak mampu mengatasi hidup. Padahal, kebutuhan akan kesehatan mental sama pentingnya dengan kebutuhan fisik, dan sudah saatnya masyarakat lebih terbuka dalam menanggapinya.

Contoh nyata mengenai tingginya kebutuhan akan perhatian terhadap kesehatan mental dapat dilihat melalui penelitian terbaru yang dilakukan di Indonesia. Berdasarkan data dari Dr. Celestinus Eigya Munthe, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan, prevalensi orang dengan gangguan jiwa di Indonesia mencapai sekitar 1 dari 5 orang. Artinya, hampir 20% populasi Indonesia memiliki potensi mengalami masalah kesehatan mental, baik ringan maupun berat. 

Akan tetapi, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan mental masih sangat terbatas, terutama di daerah-daerah pedesaan. Banyak dari mereka yang membutuhkan pertolongan justru tidak mendapatkan akses profesional yang memadai. Data ini menunjukkan betapa pentingnya peningkatan akses dan layanan kesehatan mental di Indonesia agar masyarakat dapat menangani masalah kesehatan mental sejak dini dan memperoleh bantuan yang dibutuhkan.

Meskipun akses terhadap layanan kesehatan mental di Indonesia semakin diperluas, tantangan yang signifikan masih harus dihadapi. Salah satu kendalanya adalah keterbatasan jumlah tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas. 

Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan layanan ini tergolong tinggi dan tidak selalu tercakup oleh asuransi kesehatan. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat memilih untuk mengabaikan kesehatan mental mereka karena merasa sulit untuk menjangkaunya.

 Layanan kesehatan mental yang tersedia pun sering kali hanya dapat diakses di kota-kota besar, sementara di daerah pedesaan, keberadaan psikolog atau psikiater sangat jarang ditemui. Minimnya kesadaran dan akses terhadap kesehatan mental di berbagai wilayah menyebabkan layanan ini belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun