Hampir setiap kita pasti pernah mengalami diare, dan salah satu mekanisme yang mendasari diare adalah osmotik dimana setiap makan yang dikonsumsi memicu diare, hal ini menjadikan proses makan menjadi kurang nyaman. Nah tapi jika asupan makan atau minum dihentikan, kondisi tubuh akan semakin lemas dan rentan malnutrisi. Malnutrisi ini yang akan menyebabkan proses pemulihan dari sakit menjadi lebih lambat..
Apa itu diare osmotic?
Diare osmotic disebabkan oleh banyaknya nutrien yang sulit diserap (absorbsi) seperti serat. Zat nutrien ini bersifat osmotic alias menyerap air.. Semakin banyak air terserap, semakin banyak feses yang keluar. Diare jenis ini biasanya akan berkurang jika asupan dihentikan.
Nah, pada kondisi seperti (diare osmotic) dapat dicoba memberikan asupan yang rendah serat. Secara definisi, rendah serat disini maksudnya adalah asupan serat maksimal 10 gram/hari.
Apa keuntungannya konsumsi makanan rendah serat saat diare?
- Nutrien yang sulit diabsorpsi semakin sedikit jumlahnya akhirnya jumlah feses menjadi sedikit dan frekuensi diare menurun
- Nutrien yang sulit diserap akan difermentasi oleh bakteri di usus besar (kolon) dengan hasil fermentasi gas, nah jika gas yang dihasilkan banyak maka akan menyebabkan kembung yang ngga nyaman banget.
- Konsumsi buah pisang mungkin dapat bermanfaat untuk menurunkan durasi diare. Pisang adalah resistant starch, sejenis serat larut air. Terdapat hipotesa bahwa serat yang mungkin bermanfaat pada diare adalah serat larut air. Serat larut air bermanfaat setidaknya karena:
- berfungsi sebagai prebiotic yang dapat difermentasi menjadi SCFA (short chain fatty acids) di kolon. SCFA ini dapat menstimulasi absorpsi sodium dan air.
- Memperbaiki konsistensi feses karena menarik air dari feses yang cair
- Serat berkontribusi kepada penambahan massa feses
Jadi makanan rendah serat itu apa?
Makanan dengan konsumsi serat tidak larut yang rendah yang terdapat pada sayur dan buah-buahan.
Referensi:
- Qi X, Tester RF. Utilisation of dietary fibre (non-starch polysaccharide and resistant starch) molecules for diarrhoea therapy: a mini-review. International Journal of Biological Macromolecules. 2019;122:572--577.
- Vanhauwaert E, Matthys C, Verdonck L, Preter VD. Low-residue and low-fiber diets in gastrointestinal disease management. Adv Nutr. 2015;6:820-7.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H