Tubuh dengan segala insting mempertahankan diri, mampu beradaptasi pada berbagai kondisi yang terjadi. Pada kondisi kelaparan (starvasi) yang berkepanjangan, tubuh melalukan berbagai adaptasi. Salah satu adaptasi dilakukan oleh saluran pencernaan melalui program atrofi vili.
Saluran pencernaan dirancang untuk dapat melakukan program digesti dan absorpsi nutrien (zat makan), fungsi ini pada tahap terkecilnya dilakukan oleh vili-vili usus yang berada di saluran pencernaan. Semakin tinggi vili ini berarti daerah penyerapan akan semakin luas, dan semakin banyak manfaat yang akan didapat. Tapi semakin kecil dan bahkan tumpul (atrofi) vili ini, maka fungsi saluran pencernaan untuk menyerap nutrisi semakin sulit. Akhirnya, tubuh tidak mampu memanfaatkan nutrisi untuk menjalankan fungsi organ dan semakin lemas tubuh kita.
Gambar di atas memperlihatkan bahwa vili-vili terbaik adalah seperti gambar a, dan semakin bermasalah di gambar b, gambar c dan kondisi terberat di gambar d.
Kondisi malfungsi dari vili-vili usus ini salah satunya ditemukan pada malnutrisi. Kondisi ini sebagai bentuk adaptasi dari kebutuhan jaringan yang menurun. Perubahan vil-vili usus ini diperkirakan terjadi dalam waktu 4 hari setelah tidak ada asupan sama sekali.
Terus, konsekuensinya apa?
Jika ini terjadi pada anak yang masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, tentu saja akan mengganggu proses tumbuh dan kembang, serta lebih rentan terjadinya berbagai penyakit.
Kok bisa?
Iya, ternyata pencernaan kita punya peranan penting memelihara kesehatan kita, kalau sel-sel di saluran pencernaan kita rapat-rapat, tersusun rapi seperti tentara solid yang akan mencegah kuman masuk (dari makanan) yang bisa membuat kita sakit.Â
Referensi:
1. Hossain S, et al. Alterations in the histological features of the intestinal mucosa in malnourished adults of Bangladesh. Nature portfolio. 2021;11:1-8.