Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sedikit Saran Untuk KompasTV: Penyensoran Dialog Pada Acara Televisi

23 Maret 2015   18:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:12 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Baru kali ini dan pertama kalinya, KPI menjatuhkan sanksi kepada KompasTV karena menayangkan cuplikan wawancara eksklusif dengan Ahok yang disiarkan oleh Kompas Petang, sore tadi. Cuplikan wawancara yang dipandu oleh Aiman Witjaksono ini dianggap mengandung kata-kata kotor yang tidak santun dan melecehkan martabat serta ditiru oleh publik, terutama anak-anak dan remaja.

Seperti yang dibahas beberapa hari sebelumnya, nama Ahok sedang ramai dibicarakan bukan karena kasus korupsi maupun kejahatan kelas berat, namun hanya karena pernyataan lisan yang keluar dari mulut beliau. Meskipun Aiman, sang pewawancara, telah diperingatkan karena acara tersebut disiarkan secara live, tidak membuat Ahok sadar, malah semakin marah dan mengeluarkan kata-kata ‘bahasa toilet’.

Walaupun saya hampir tidak pernah menyaksikan KompasTV karena channel sudah penuh, namun saya tetap merasakan bagaimana stasiun TV yang menginspirasi ini bisa dijatuhkan sanksi oleh KPI senagai pengawas dalam dunia penyiaran, meskipun saya hanya mengetahui kabar tersebut di kanal berita dunia maya. Oleh karena itu, izinkan saya untuk memberikan saran untuk KompasTV agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Sebagai perbaikan untuk pihak KompasTV, hendaknya KompasTV belajar bagaimana stasiun TV lain yang sudah berpengalaman dalam menyikapi kata-kata yang tidak layak diucapkan kepada publik. Dalam penayangan Masterchef Indonesia yang disiarkan oleh RCTI dan Hell’s Khitchen Indonesia yang disiarkan oleh SCTV, terlihat seseorang yang berkata tidak pantas, disensor dengan tanda bunyi khusus sehingga kata-kata kotor tidak sampai pada pemirsa, bahkan pada salah satu segmen Masterchef Indonesia, mulut pelaku yang mengeluarkan kata-kata kotor disensor mulutnya, ditutup dengan logo Masterchef. Begitu pula dengan penayangan sinema religi di MNCTV, dimana kata-kata yang kasar dan tidak santun di-mutekan agar pemirsa dapat menyaksikan serial tersebut dengan nyaman.

Dalam menayangkan serial religi maupun kompetensi memasak semacam Masterchef Indonesia dan Hell’s Khichen Indonesia, karena tidak ditayangkan secara live, sebelum acara tersebut ditayangkan, pihak TV tentunya mengedit dan menyensor kata-kata yang tidak pantas dengan memberikan bunyi khusus maupun dimutekan suaranya pada bagian dialog yang mengandung kata-kata kotor. Seharusnya KompasTV dapat belajar bagaimana menyensor adegan dan perkataan yang tidak pantas tersebut sehingga pemirsa setianya tidak semakin dirugikan.

KompasTV memang usianya masih sangat belia, namun komitmen untuk menayangkan tayangan inspiratif memang patut diacungi jempol. Meskipun demikian, KompasTV tampaknya harus lebih banyak belajar dari stasiun TV lain yang lebih tua darinya, terutama perihal menyensor konten yang dianggap melecehkan ruang publik. Semoga sedikit saran dari saya berguna untuk kemajuan KompasTV kedepannya.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun