Televisi/Shutterstock - Kompas.com
Ketika saya secara tidak sengaja melihat tayangan drama TurkiElif di SCTV, terdapat adegan seorang wanita yang mengeluarkan senjata ke arah seorang pria ketika dipaksa untuk menjawab pertanyaan tentang Elif. Untungnya, senjata tersebut sudah diblur sehingga pemirsa tidak melihat senjata yang mematikan itu, sehingga tidak terpengaruh oleh pemirsa yang mungkin ingin meniru adegan tersebut.
***
Memang tepat sebuah langkah yang diambil SCTV terhadap ditampilkannya senjata tajam di televisi. Pasalnya, zaman sekarang ini, pemirsa semakin mudah terpengaruh pada hal-hal negatif, jika tidak diantisipasi secara benar. Buktinya, sudah banyak kekerasan, bahkan tawuran yang melibatkan para siswanya, bahkan pada orang dari berbagai kalangan karena berbagai alasan seperti motif ekonomi, sosial, dan sebagainya, dengan berbekal senjata tajam, yang dipengaruhi oleh tayangan televisi yang gagal menyensor hal-hal yang negatif, termasuk senjata tajam ini.
Bahkan, kebanyakan sekolah telah mengeluarkan peraturan jelas pada tata tertib sekolah: “dilarang membawa senjata tajam”. Karena jika dilanggar, akan mendapatkan sanksi berupa point pelanggaran, yang berujung pada dikeluarkan siswa tersebut dari sekolah jika terbukti bersalah dan terlibat dalam pelanggaran tersebut.
Segala sesuatu, baik senjata, api, dan sejenisnya, jika disalahgunakan, akan mendatangkan bahaya bagi penggunanya. Contohnya pada alat dapur yang sederhana ini: pisau. Pisau biasanya digunakan oleh ibu rumah tangga untuk memotong sayur, bumbu masak, maupun daging. Namun, ditangan orang yang berniat jahat, akan digunakan untuk membunuh orang lain, diri sendiri, yang lebih kejamnya lagi, membunuh hewan liar yang tidak dikehendaki!
Oleh karena itulah, stasiun TV harus berupaya untuk meminimalkan pengaruh kekerasan yang melibatkan benda-benda yang berbahaya agar tidak dikonsumsi pemirsa. Misalnya, pada film serial, senjata bisa diblurkan seperti yang saja jelaskan di atas. Begitu juga pada berita-berita kriminal, sebaiknya senjata yang disita dan penggunaan senjata juga diblur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Terlebih pada api, benda yang biasa digunakan untuk memasak makanan maupun membakar sesuatu. Pada kasus berita yang saya baca disini, terlihat seorang pemain bola pada serial Madun memainkan bolanya ditengah api yang menyala. Tentunya hal tersebut berbahaya untuk ditiru oleh anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, sebisa mungkin, stasiun TV tersebut tidak menampilkan hal-hal yang berbahaya tersebut atau jika sudah terlanjur dibuat, bisa diblur agar api tidak terlihat pada adegan tersebut.
Lantas, bagaimanakah dengan penggunaan benda berbahaya saat tayangan tersebut sedang live? Ini yang lebih sulit, mengingat tayangan live di televisi adegannya disyuting dan pada saat itu pula ditayangkan secara bersamaan pada satu waktu. Karena tayangan tersebut secara langsung dan tanpa melalui proses mengedit, seharusnya stasiun TV dapat mengantisipasi kemungkinan terburuk jika sewaktu-waktu para artis akan melakukan hal-hal yang berbahaya. Contohnya, sebelum ditayangkan secara live, para produser TV dapat memperingatkan para artisnya untuk tidak menggunakan senjata tajam, api dan sejenisnya. Jika dilanggar, honor akan dipotong, misalnya. Dengan demikian, para artis dapat menjaga citranya yang baik untuk para pemirsa dan tidak menampilkan hal-hal yang memberikan efek buruk bagi pemirsa.
Luruskan Niat Sebelum Bertindak!
Seperti yang saya jelaskan di atas, karena penggunaan senjata tergantung niat orang yang menggunakan senjata tersebut, hendaknya, orang tua mengingatkan untuk meluruskan niat para pemirsa yang hendak melakukan kejahatan setelah melihat tayangan tersebut. Misalnya, ketika si anak melihat senjata dan adegan kekerasan, kemudian bergerak untuk mengambil senjata dan ingin melakukan hal-hal berbahaya lainnya misalnya bermain api, orang tua di rumah bisa mencegahnya dengan kata-kata nasihat moral dan agama, serta resiko yang ditimbulkan. Atau, seperti yang pernah dijelaskan di artikel ini, bisa juga ketika si anak mengganti kanal-nya dan melihat adegan kekerasan tersebut, orang tua bisa mengganti kanalnya atau mematikan TV-nya dan memperingatkan si anak dengan kata-kata nasihat yang saya jelaskan tadi. karena perbuatan kejahatan tersebut hukumnya dosa dan diancam dengan azab dari Tuhan di akhirat nanti, dan mendorongnya untuk segera merubah perilakunya.