Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kota Palembang Bebas dari Polusi Udara? Belum Tentu!

24 Februari 2015   12:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Berdasarkan Penilaian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam memantau kualitas udara di 45 kota di seluruh Indonesia sepanjang tahun 2014, kota Palembang, dinobatkan sebagai kota metropolitan dengan kualitas udara terbaik se-Indonesia dengan mendapatkan skor 78,5, mengalahkan 13 kota metropolitan lainnya seperti Jakarta (Pusat, Selatan), Surabaya, dan Medan. Hal ini dikarenakan Pemkot Palembang telah membuat peraturan tentang kesadaran lingkungan, terutama dalam menekan jumlah emisi polutan, serta pengaturan lalu lintas yang baik supaya tidak macet di mana-mana.

Memang, Palembang boleh berbangga hati dengan penghargaan tersebut, namun hendaknya penghargaan itu menjadi pelajaran untuk Pemkot Palembang agar selalu menjaga kualitas udara dengan baik. Pasalnya, beberapa bulan lagi, Indonesia akan memasuki musim kemarau, pasti akan ada masalah yang lebih besar lagi yaitu kebakaran hutan yang memicu terjadinya kabut asap. Tidak salah lagi, setiap tahun provinsi Sumsel selalu memiliki jumlah titik api yang banyak di musim kemarau, yang berujung pada kota Palembang, menjadi kota yang setiap tahun diselimuti kabut asap karena terbawa oleh angin. Tentunya, kondisi ini akan memperburuk citra kota Palembang yang menjadi kota paling bersih di Indonesia, dan membuat kualitas udara kota Palembang menjadi buruk kembali.

Seperti yang saya bahas sebelumnya pada artikel Masa Depan Tuan Rumah Asian Games 2018 di Tengah Bencana, hendaknya Pemkot Palembang bekerja sama dengan Pemprov Sumsel untuk merencanakan tindakan nyata agar kualitas udara kota Palembang tetap dipertahankan di musim kemarau, dengan cara penghijauan kembali lahan yang rusak. Tidak hanya itu, perbaikan pembuangan asap pabrik agar semakin bersih dan peremajaan kendaraan perlu digalakan kembali, karena boleh jadi, banyak kendaraan bermotor, baik bus, motor, maupun mobil yang usia pakainya sudah tua. Semakin tua suatu kendaraan, performa kendaraan tersebut semakin menurun, dan akan menghasilkan gas buang yang semakin banyak, yang turut andil dalam pencemaran udara di kota besar.

Pasalnya, jika polusi udara tersebut berupa gas buang dan kabut asap terjadi pada musim kemarau yang jarang terjadi hujan, akan mengakibatkan kualitas udara tersebut menjadi tidak sehat bagi pernapasan, yang berujung pada ISPA, dan membuat kota menjadi semakin gerah dan panas. Pastinya tidak mau hal itu terjadi, bukan?

Tidak hanya warga Palembang yang akan merasakan dampak dari pencemaran tersebut, juga terhadap jumlah kunjungan para wisatawan lokal dan asing yang penasaran dengan budaya Palembang. Karena Palembang adalah salah satu kota wisata, juga kota olahraga berstandar Internasional. Apalagi Palembang akan menjadi kota penyelengaraan Asian Games 2018, bersama dengan Jakarta dan Bandung.

Oleh karena itulah, apa yang sudah dilakukan oleh Pemkot Palembang terkait aturan sadar lingkungan menjadi 'tamparan' bagi Pemkot di kota lain yang belum berhasil meraih predikat sebagai kota terbersih dan kota sadar lingkungan, semoga Pemkot kota-kota lainnya menyadari betapa pentingnya lingkungan yang sehat dengan menciptakan aturan tentang lingkungan hidup di suatu kota, agar kota-kota lainnya bisa merubah lingkungannya menjadi lingkungan yang bersih dan dapat menyusul kota-kota lainnya yang telah lebih dulu meraih penghargaan kota terbersih pada tahun lalu, agar dinobatkan menjadi kota terbersih yang akan dinilai pada tahun ini. Semoga.

Sumber: http://news.detik.com/read/2015/02/18/131852/2836597/10/palembang-dinobatkan-sebagai-kota-metropolitan-terbaik-2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun