Pada tahun 2014, serial Mahabharata, yang di-remake dengan sentuhan properti modern dan tekonogi perfilman yang canggih, sukses mengguncang serial asing di Tanah Air. Bahkan bintang-bintang serial dan film dari tanah India seperti Lavanya, Shaheer Seikh, dan lainnya, datang ke Indonesia untuk mengadakan show dan jumpa pers di Jakarta. Bahkan di pulau Bali, yang mayoritas beragama Hindu, sangat senang dan histeris melihat pemeran dalam serial Mahabharata yang sangat menyatu dengan sifat religius masyarakat di Pulau Dewata tersebut.
Tayangnya serial Mahabharata, disusul dengan tayangnya serial India lainnya seperti Navya dan Jodha Akbar, sukses membuat ANTV ‘naik tahta’ sebagai stasiun TV yang merajai serial India, menggusur MNCTV (dahulunya TPI) yang sebelumnya dikenal lewat film-film India pada era 90-an sampai 2000-an, terutama yang dibintangi oleh Shahrukh Khan seperti film Kuch Kuch Hota Hai. Kini, bintang film India setiap hari menghiasi acara-acara reality show di Indonesia, misalnya saja The New Eat Bulaga Indonesia dan Bolly Vaganza.
Jika dikembalikan pada sejarah Indonesia pada masa lalu, agama yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah agama Hindu dan Buddha yang dibawa oleh pedagang India. Dari pengaruh India tersebut, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia, yang dua diantaranya masuk dalam kerajaan besar yang mempengaruhi kesatuan bangsa Indonesia pada masa lalu misalnya saja kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Pengaruh Hindu yang dibawa oleh India tersebut terus berlanjut hingga masuknya agama Islam di Nusantara.
Kini, bekas pengaruh India di Indonesia masih terlihat pada suku Tengger di lereng Gunung Bromo, dan suku Bali di Pulau Bali. Meskipun secara fisik tidak terlihat budaya India yang digunakan pada budaya mereka, pada hakikatnya, ajaran Hindu yang dibawa oleh India secara langsung telah melekat pada masyarakat suku Tengger dan Bali karena alkuturasi budaya.
Bahkan, banyak budaya di Indonesia yang diadopsi dari kebudayaan India, terutama pada kebudayaan pewayangan di Jawa. Begitu pula dengan nama-nama yang umum digunakan pada orang Indonesia, sebagiannya diambil dari nama-nama India terutama tokoh–tokoh Mahabharata, misal Bisma, Bima, Abimanyu, dan sebagainya.
Lantas, bagaimanakah dengan penduduk Indonesia yang berketurunan India? Sampai saat ini, jumlah penduduk berdarah India di Indonesia tidak diketahui secara pasti. Meskipun demikian, warga keturunan India di Indonesia termasuk penduduk keturunan bangsa asing yang minoritas. Jadi jumlahnya masih sedikit dibanding warga keturunan India di negara tetangga misalnya Malaysia dan Singapura, yang jumlah penduduknya mencapai ratusan ribu hingga jutaan jiwa.
Kini, wajar saja jika sebagian besar masyarakat Indonesia begitu menyukai serial Mahabharata, karena hubungan alkuturasi budaya dari India yang berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Namun ada hal yang perlu diingat, meskipun banyak dipengaruhi oleh budaya asing, masyarakat Indonesia alangkah baiknya untuk menjaga budaya khas negeri kita sendiri, agar tidak semakin punah dimakan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H