Memang tidak banyak apa yang saya dapatkan selama berkompasiana, pada tahun 2015 ini. Maklum saja, pada periode ini saya masih fokus belajar menulis (dengan bahan tulisan yang apa adanya), mengemas opini yang menjadi mayoritas dan andalan saya dalam menulis, menjadi tulisan yang enak dibaca.
Nah, jangan harap saya mendapatkan hadiah terindah dari Kompasiana sepanjang tahun ini. jangankan souvenir, diundang ke Istana saya tidak beruntung mendapatkan kesempatan itu!
Setidaknya ada berbagai pengalaman dan hadiah dari pihak lain, yang tidak akan terlupakan, berkat semangat saya menulis di blog keroyokan ini. sudah barang tentu, tulisan saya menyebar ke mana-mana lewat beberapa situs lain, kalau istilah lainnya sih, di-comot. Tapi, untuk situs kompas.com dan tribunnews.com, tidak ada satu pun tulisan saya yang dimuat di sana. Mengapa? Karena tidak ada artikel yang memenuhi syarat untuk dipajang di sana. Memang tulisan saya minim reportase sih....
Karena menulis di Kompasiana pula, saya didaftarkan jadi kontributor sebuah situs penyalur gagasan di Indonesia, lewat artikel saya yang terpampang di sana. Tapi, saya akan setia menulis di Kompasiana dengan segala kelebihannya, selain saya tidak begitu suka mengurus akun medsos saya yang sudah terlampau banyak!
Mengingat pada tahun ini saya telah merasakan jatuh bangun menulis di Kompasiana, saya telah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, untuk belajar menulis, dari tulisan yang “asal-asalan” dan penuh kritik yang keras menjadi tulisan yang baik dan bermanfaat, meskipun tulisan saya masih jauh dari sempurna. Kecerobohan, tulisan saya dinilai tidak masuk akal, pencapaian satu artikel saya yang meraih belasan ribu, semuanya telah dilalui dengan senang hati. Tidak terasa ya!
Baca juga:Keajaiban Berkompasiana, Antara Tersadar Kebodohan dalam Menulis sampai Bertemu Anak Berprestasi
Jika dilihat di statistik, saya telah menulis artikel sebanyak dua ratusan lebih, belum lagi yang artikel yang ditulis namun dihapus, dan beberapa yang dipindahkan di blog pribadi saya. Alhamdulillah jumlah pembaca artikel di Kompasiana secara keseluruhan adalah 125ribu, dan hanya sanggup mengoleksi artikel sebanyak 65 Headline, sedangkan 155 artikel (termasuk artikel ini) terpilih menjadi Artikel Pilihan sepanjang tahun ini.
Nah, pada tahun ini pula, saya bisa mendapatkan empat buku yang menginspirasi.Ups, gak semuanya gratis lho! Buku Inilah Saatnya untuk Action dan Biografi Dominic Brian saya beli di Gramedia Atmo dan pesan online di situs resminya, serta buku Beranda Rasa dan Sehangat Matahari Pagi diberikan langsung via Pak Thamrin Sonata. Semuanya, berawal dari semangat saya mengabadikan peristiwa dan opini, di Kompasiana! (lihat gambar utama)
Menemukan Liburan yang Bermakna, Berkat Berkompasiana
Sebelum saya bergabung di Kompasiana, memang liburan saya jalani dengan apa adanya. Gak ada catatan khusus tentang pengalaman saya di buku, kecuali di pikiran, sedangkan fotonya—paling foto selfie. Memang sih serius, tapi sudah dilalui sekian lama, ya sedikit banyak saja yang ingat, iyaa kan?
Semenjak saya bergabung di sini, saat liburan, saya merasakan hal-hal yang bermakna. Lihat saja, beberapa artikel yang ditulis berdasarkan hasil liburan saya di Palembang, pada akhir Mei lalu. Beberapa obyek wisata dan satu event penting yang telah saya sambangi. Sayangnya, satu event lainnya terpaksa saya tidak kesana, karena diadakan malam hari. Saya tak berani!