Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Blog Itu Etalase Pengetahuan, Bukan untuk Mainan!

8 Juli 2017   21:11 Diperbarui: 9 Juli 2017   19:05 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.howbloggingworks.com

Hey, blog ini bukan diperlakukan seperti mainan!

Kata-kata inilah yang menyadarkan diri saya, sewaktu saya merenung pada malam sebelumnya. Apalagi setelah saya membaca artikel, bahwa blog bisa berfungsi sebagai rujukan. Duuuh, jika saya merefleksi kembali, rupanya saya belumlah berkontribusi apa-apa untuk menuju konten yang layak menjadi referensi bagi banyak orang.

Ya, sepertinya saya harus kembali untuk belajar (menulis), dan lebih memperkaya diri kembali, dengan asupan informasi yang lebih berkualitas.

Sebagai orang yang telah menyeburkan diri di dunia blogging selama lebih dari dua tahun, rasanya saya paham, apa yang seharusnya blogger lakukan dalam memperlakukan blog yang mereka miliki selama ini. Mengisi blog dengan konten yang baik, mendapatkan pemasukan lewat iklan dan memenangi lomba blog, dan masih banyak lagi. Lebih-lebih jika blog tersebut merupakan sebuah platform yang terdiri dari ribuan pengguna, maka tuntutan untuk menciptakan tulisan-tulisan yang positif dan berkualitas, lebih besar lagi.

Nah, kualitas tulisan-tulisan yang terdapat di blog memang bervariasi. Yang paling tinggi, tentu saja tulisan-tulisan yang berilmiah dan bisa menambah pengetahuan bagi pembacanya. Malah, bisa jadi rujukan untuk membuat karya tulis yang lain. Misalnya, buku, makalah, dan lain sebagainya.

Terus, bagaimana dengan kasus blog yang diperlakukan layaknya mainan? Ya, saya akan menjelaskan fenomenanya.

Ketika saya mengamati beragam blog di internet, ternyata masih banyak orang yang telah membuat blog, lalu mereka isi dengan konten-konten sampah dan kata-kata kegalauan, bukan artikel yang lebih "serius". Parahnya lagi, mereka malah menuliskan kata-kata kotor dan konten yang berasal dari copy-paste sumber lain. Seperti itukah caranya untuk memperlakukan blog milik mereka?

Jika seandainya mereka hidup pada era 2000-an, itu tak masalah bagi mereka. Tapi, lihatlah, pada saat ini, sudah banyak manusia yang menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mulai melirik media daring dan blog, menggantikan media cetak (koran, buku, majalah) yang dulu menjadi teman akrab, karena alasan kepraktisan dan mudah dipakai hanya dalam genggaman.

Jadi, kalau mereka menganggap blog sebagai pelampiasan diri layaknya fun games, hendaknya harus diluruskan kembali. Bukankah banyaknya hoax yang membebani dunia maya akhir-akhir ini, ada, bahkan banyak yang berasal dari blog atau situs-situs yang dikelola secara tidak bertanggung jawab?

Ingat ya, blog bukanlah sebuah mainan yang bisa dikendalikan apa pun yang mereka mau, sesuka hati. Malah sebaliknya, kita dikenakan tanggung jawab moral untuk mengelola blog-blog yang kita miliki, agar konten yang dibuat bisa bermanfaat bagi orang banyak. Kecuali, ya kalau saat bermain blog ketika merangkaian kata saat menulis, hehe :D

Apalagi pada era sekarang ini, di mana UU ITE sudah disempurnakan, kemudian diberlakukan. Konten-konten apapun di telah diunggah di dunia maya, pasti tak akan luput dari sorotan hukum. Tak peduli apakah postingan di media sosial maupun blog, jika ada kata-kata yang berefek negatif, sudah pasti, akan dikenai sanksi yang lebih tegas lagi; yaitu dimasukkan ke dalam bui!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun