Duuh, aku jadi bingung. Ketika diriku ingin karya saya diapresiasi, di sisi lain juga saya tak ingin diriku terlalu dikenal luas. Aku harus menempuh jalur yang mana?
Tak bisa dibantahkan lagi, perkembangan teknologi dewasa ini, telah membuka semua orang untuk menunjukkan eksistensi mereka. Dan hal ini telah saya saksikan di berbagai  media, ada sekelompok orang yang telah memanfaatkan berbagai platform untuk menunjukkan kemampuan mereka. Dan, bukankah kita, pada dasarnya ingin bereksistensi diri, untuk mendapatkan perhatian dari orang di sekitarnya?
Dan, hal itu telah saya alami. Setiap saya mengamati kolom Nilai Tertinggi di platform blog ini, selalu ada beberapa akun dengan karyanya, yang sukses mengambil hati pembaca dan penggunanya. Â Saya yakin, mereka punya gaya khasnya tersendiri, yang membuat mereka paham apa yang disampaikan, dan memunculkan rasa rindu ingin menunggu tulisan-tulisan selanjutnya, dari si penulisnya.
Dan, tak dapat dipungkiri lagi, hasil karya mereka, tak bisa lepas yang namanya bakat, bahkan ada juga yang merangkai kata-kata, dengan sepenuh hati.
Melihat hal ini, rasa-rasanya diriku ingin menjerit, ingin seperti mereka. Menayangkan tulisan, dan mendapat perhatian dari para pembaca. Bukankah hal ini yang akan membuat si penulisnya merasa bahagia, benar bukan?
Tak hanya saya, kebanyakan orang di dunia ini, memang bermimpi menjadi orang terkenal, meskipun pada kenyataan persaingan di berbagai bidang semakin ketat. Ketika jalur eksistensi di dunia nyata  semakin sesak, mereka pun mulai melirik dunia maya sebagai panggung untuk memperkenalkan dirinya dengan berbagai cara. Ada yang mulai buat Vlog, Lipsync, dan lain sebagainya.
Ya, termasuk juga di dunia kepenulisan dan blogging dimana sebagian orang bermimpi menjadi penulis hebat dan terkenal. Tak heran, melihat kerumunan di paltform blog ini, banyak oknum penulis tergoda oleh bisikan di hatinya, untuk menulis artikel tentang sosok dan tema tertentu yang menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini.
"Kamu tulis saja tentang sosok A*ok, bakalan rebut banyak pembaca!"
"Buat artikel tentang P*litik ah, kan topik yang banyak dibaca!"
"Sosok si A*i 'kan lagi viral nih, ngapa kamu nggak ikutan nulis saja? Pasti hits-nya banyak. Kamu bakalan jadi terkenal!"
Tapi, apakah saya mau menulis artikel  kayak gini? Oke, silakan Anda nyuruh saya buat artikel yang lagi nge-hits (dengan mengabaikan isinya), lalu beberapa jam kemudian menjadi kebanggaan dengan banyaknya jumlah pembaca. Tapi, saya yakin hal ini hanyalah bersifat sementara. Semuanya hanyalah kebanggaan yang semu!