Di zaman ini, pasti di antara kalian yang menyimpan produk-produk makanan, kan? Iya, ngaku aja!
Adalah kewajaran kalau menyimpan produk makanan yang kalian beli. Pasalnya, lamanya masa penyimpanan, entah setahun atau dua tahun, menjamin dirimu untuk merencanakan memasak menu harian dalam waktu yang panjang.
Tapi, ah, sayangnya masa tunggu itu yang kadang menipu.
Nah, apa kalian gak tahu, jika produk makanan yang kalian simpan itu ada batas waktunya? Kalau kalian tidak perhatikan hal itu, ya percuma saja.
Malah, simpanan makanan yang dikumpulkan malah berakhir sia-sia. Udah payah-payah dibeli, eh malah mubazir. Sayang kan, duitnya, udah rela dikorbankan kok demi makanan!
Dan pada akhirnya, produk-produk makanan yang disimpan sampai kelewat batas, jadi bagian dari sampah-sampah makanan yang dibuang di muka bumi ini. Malah bisa membebani!
Bukankah rezeki adalah hal yang bisa dimanfaatkan? Jadi, simpanan makanan yang menumpuk belum tentu dikatakan rezeki, lha wong belum kepakai, kok.
Oh ya, seperti yang pernah kubahas dalam artikel yang ditulis tahun lalu, fenomena buang-buang makanan itu harus jadi hal yang serius. Kita lho, dinobatkan menjadi yang nomor dua setelah Arab Saudi. Peringkat yang harusnya tidak dijadikan sebagai prestasi.
Lebih miris lagi kalau mengingat apa yang terjadi pada sebagian dari kaum kita-kita ini. Busung lapar, gizi buruk, bahkan lebih parahnya seperti yang terjadi pada penduduk Benua Hitam, itu karena kekurangan makanan, bukan?
Ya, mentang-mentang masih ada waktu lama. Tapi itu jangan menjadi terlena. Mau kalian menjumpai di lemari atau kulkas kalian, produk makanan yang sudah berubah?