Seumur-umur hidupku, baru pertama kalinya diriku harus merasakan hal yang satu ini; kemana-mana pakai masker.
Terlebih, setelah Pemerintah mengumumkan bahwa semua rakyat Indonesia harus menggunakannya. Ya, apa boleh buat, mau tak mau, suka gak suka, itulah kenyataan yang harus dihadapi sebagai kosekuensi dari mewabahnya virus yang menyebabkan penyakit COVID-19.
Udah gitu, wabah itu sudah resmi jadi pandemi. Artinya hampir seluruh dunia, telah terkena olehnya. Lihatlah, warga dunia ke mana-mana pakai masker, bukan? Memang, sudah dititahkan sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bermarkas di Swiss sana.
Namun, yang saya lihat di luar, tidak semuanya mengenakan masker. Ada yang masih santainya memperlihatkan wajah tanpa rasa malu. Mentang-mentang tak ada aparat yang mengawasi, ya dibiarkan mukanya dengan keadaan seperti itu.
Terus, bagaimana dengan warga yang menaati Pemerintahnya dengan memakai masker setiap keluar rumah? Rasa-rasanya, inilah ujian sesungguhnya.
Bagiku, inilah fase hidup yang berat untuk dijalani. Apalagi dalam urusan pandemi. Wuiiih, kerasa bener! Padahal kecamatanku sampai saat ini masih suci lho, belum dinodai sama virus Korona lewat pasien positifnya.
Eitts, bukankah wabah ini bukanlah yang pertama kalinya?
Seperti yang pernah kujelaskan di artikel yang diunggah bulan kemarin, di Indonesia ini, sebenarnya ada SARS dan flu babi H1H1. Tapi, Cuma tahu nama dan tidak terlalu terpengaruh karena tidak sampai ke tempat tinggalku.
Paling teringat, ya Flu Burung. Duuuh, saat itu saya sempat takut sekali sampai-sampai tidak ingin berternak ayam di masa depan. Padahal, keluargaku (sempat) punya ternak ayam yang diwariskan dari Kuku, kakak laki-laki dari nenekku, yang terbawa saat keluargaku pindah dari kampung halaman.
Ah, sudahlah, balik lagi soal pakai masker!
Memang sebagian besar dari penduduk Tanah Air ini, pakai masker mungkin saja merupakan hal baru. Kecuali bagi wilayah-wilayah yang telah dirasuki kabut asap di saat kemarau, warganya yang pakai masker sih, sudah biasa!