Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gegara Korona, Diriku Enggan Mudik Tahun Ini

15 April 2020   21:01 Diperbarui: 16 April 2020   00:26 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

(Virus) Korona itu udah jadi bencana nasional. Harusnya mikir ulang kalau mau mudik!

Hmmm, di saat Mama sedang merapikan pakaian, katanya buat ke kota kelahiranku, Palembang yang jadi rencana lama. Sudah jelas saya geram. Bukan benci sih, tapi karena peduli.

Musababnya, ya penyakit koronavirus (COVID-19) yang melonjaknya sudah keterlaluan, kasus positif-nya menyentuh lima ribuan. Ups, bukan apa-apanya sih, dibanding Amerika yang memuncaki klasemen (sementara) yang berjumlah enam ratus ribu?

Oh ya, ini bukan sekali ini saya memperingatkan hal serupa. Beberapa hari sebelum bibiku pulang, kami mendiskusikan pulang kampung yang sudah terjadwal. Mama sempat menawarkan agar naik mobil sewaan dan hanya bersilaturahmi di rumah keluarga besarnya.

Tapi, diriku malah jadi ragu.

Lha, kenapa?

Di luar sana gak bisa menjamin! Bisa jadi tempat-tempat umum, barang belanjaan di minimarket ada virusnya. Jadi aku enggak ikut!

Terus, ada alasan lain yang membuatku menolak mudik. Mama dan Papa saya punya penyakit darah tinggi yang tentunya rawan tertimpa COVID-19. Makanya itu, tahun ini kami berlebaran #dirumahaja, bukankah itu lebih baik?

Oh, iya ya.

Nah, penolakan yang disampaikan dariku selaku warga desa, ternyata gak sendirian. Sudah 89,75% kepala desa se-Indonesia menurut survei Kemendes DTT yang menyatakan tidak ingin pemudik dari kota, kembali ke asalnya. Iya, tahun ini saja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun