Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kapan Bazar Buku Bermutu "Mampir" di Sekolah?

3 Maret 2020   20:19 Diperbarui: 4 Maret 2020   06:13 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada baiknya penyelenggara bazar buku memikirkan ide untuk membuka bazarnya di sekolah | Sumber: Tribun Jateng/ Budi Susanto

Hei, para siswa sekolah itu lebih berhak untuk merasakan nikmatnya literasi! Apalagi setelah ada anjuran untuk membiasakan membaca. Lagi pula, apakah sampai di hari terakhir buku-buku yang dijual pada bazar ludes seluruhnya? Kemungkinan tidak, kan?

Maka, kemarilah, mampir ke sekolah untuk mengadakan bazar bukunya, jangan kota A yang dipikirin! Lebih baik, penyelenggara bentuk empat tim tersendiri, tim bazar buku untuk TK, SD, SMP, dan SMA/SMK, lalu sesuaikan buku yang dijual sesuai tingkat sekolah yang jadi sasaran, ya!

Untuk anak-anak TK, buku-buku yang dijual tentang huruf dan angka serta mewarnai, untuk murid-murid SD, buku-buku cerita anak-anak di samping buku pelajaran dan pengetahuan, lalu siswa SMP dan SMA/SMK disediakan buku-buku novel dan teenlit sebagai pilihan. Ini misalkan lho ya.

Lalu, adakanlah bazar buku satu hari satu sekolah, keesokan harinya bergiliran ke sekolah lain, begitu seterusnya. Nah, kalau begini, baguslah, banyak variasinya, persebaran buku bermutu lebih merata sehingga ketidakadilan daerah dalam menyediakan bacaan jadi hilang seketika.

Nggak ada ceritanya kan, mau baca buku harus berpangku tangan nunggu kendaraan pembawa pustaka datang menghampirinya. Atau, di daerah terpencil di mana bahan bacaan datang belakangan lewat sumbangan.

Ditambah lagi, perpustakaan umum di pemukiman kebanyakan jauh di mata. Kalaupun ada, terasa menyedihkan. Koleksinya jauh dari kata lengkap!

Sedangkan, mengadakan bazar buku di suatu kota tak cukup menyelesaikan masalah literasi di negeri ini. Lihatlah, yang datang paling warga kota tersebut dan sekitarnya. Itu pun bisa dijangkau dengan kendaraan atau bagi yang mampu untuk datang ke sana.

Kalau tak bisa mencapai bazar buku murah, ya sudah, tidak hadir. Siapa tahu, ada keajaiban yang membuatnya hadir di tempat mereka berada.

Hmmm, apa gak makan waktu banyak?

Ya, masalahnya itu! Penyelenggara bazar buku mau atau tidak hadir di sekolah. Tapi, kalau mau melakukannya, bisa mendatangkan untung yang lebih banyak dan lebih baik dibanding hanya bercokol di satu kota dan menunggu pembeli selama berhari-hari.

Plusnya lagi, anak-anak sekolah, semua bisa merasakan bacaan yang berkualitas! Dan jika sekolah membeli buku-buku dari bazar dengan cara dan dana yang sah, bisa membuat perpustakaan selalu dalam kebaruan sehingga semua siswa bisa menikmatinya, sampai adik-adik tingkat di bawahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun