Ternyata ada yang nggak beres sama TVRI, nih....
Lha, sebabnya ada apa ini?
Begini, oleh Dewan Pengawas Televisi Republik Indonesia (TVRI), Helmy Yahya dinonaktifkan dari kursi Direktur Utama pada awal Desember 2019 lalu. Sejak saat itulah, hubungan antara Helmy dan Dewas TVRI semakin memanas, bahkan sampai-sampai Kemenkominfo turun tangan untuk mendinginkannya.
Tapi, panasnya akibat kisruh nggak turun-turun juga, malah meningkat pada puncaknya. Jadilah, kemarin, Helmy Yahya resmi diberhentikan sebagai Dirut TVRI!
Kecewa? Ya sudah pastilah. Para karyawan dan pemirsa yang tersentuh dengan energi perubahan yang digerakkan Mas Helmy, membuat mereka kembali lagi menatap layar kaca, membangkitkan kenangan yang ditorehkan pada Era Pak Harto pada saat itu.
Apa karena ini gara-gara hak siar Liga Inggris? Sepertinya iya, karena tercantum pada surat pemberitahuannya. Apalagi pembeliannya, dihargai dengan sangat besar!
Hmmh, mungkin kalau nggak salah, kabarnya karena tak sejalan sama statusnya saat ini; Lembaga Penyiaran Publik. Kalau seperti itu, bisa jadi langkahnya sudah tepat.
Asal tahu saja, sebelum kembali ke TVRI untuk membesarkannya (lagi), beliau lebih banyak berkiprah di kalangan swasta; dikenal sebagai Raja Kuis dan mendirikan rumah produksi Triwarsana, yang kini berganti nama menjadi Asia Media Production.
Acaranya banyak yang kreatif dan akrab dengan masa kecilku, bahkan sampai menuai kesuksesan---malah menyabet penghargaan sekelas Panasonic Gobel Awards. Sebut saja Bedah Rumah, Uang Kaget, hingga kuis yang menambah pengetahuan: Kuis Bintang Ultra!
Tapi, semuanya nggak cukup dan menjamin untuk membenahi TV negara itu, 'kan?Â
Karena bisa jadi, orang swasta mengubah TV publik menjadi seperti swasta pada umumnya, dan itu yang tidak boleh terjadi.