17 tahun diriku meninggalkan majalah Sedap (Sekejap), tau-tau udah berubah aja~
Akhir-akhir ini, baru nyadar kalau Majalah Sedap udah masuk usia kepala dua. Hmmm, udah dewasa ya rupanya. Baiklah, saya ucapkan selamat hari jadi buat Sedaaaap....
Tepatnya, tanggal 6 Desember yang lalu, menurut yang saya baca di majalah elektroniknya edisi ini. Plaaak! Sumpah, diriku benar-benar ketinggalan update soal ini. Lagi pula, tanggal itu udah kujadwalkan buat tayang tulisan tentang hoaks.
Ya sudahlah, mumpung masih bulan Desember, tak ada salahnya 'kan, nulis kenangan tentang ini?
Selain Harian Kompas, Majalah Sedap juga menghiasi hari-hariku semasa kecil. Aneh, ya, harusnya anak seusianya dapat majalah anak-anak macam Bobo, malah saya langganan majalah resep.
 Tapi, jiwa kanak-kanakku waktu itu tak sepenuhnya hilang, malah dengan bermain game sendirian di rumah, ikutan main bersama teman-teman selingkunganku, dan menonton kartun anak-anak khas 90-an sampai tahun 2000-an, itu udah lebih dari cukup.
Oh ya, kembali lagi soal majalah memasak itu, diriku bisa berlangganan majalah semacam itu sebabnya karena Mama. Beliau melihat saya suka bermain masak-masakan, sendirian pula. Mama pikir, kalau punya majalah resep, berharap saya masuk jurusan tata boga.
Nah, pada tahun 2001-2002, resmilah saya jadi pelanggan majalah kuliner itu. Waktu itu, namanya Sedap Sekejap, itu DULU.
Caranya? Ya tukang koran tinggal saya datang ke rumahku yang saat itu berada di lingkungan pabrik. Walaupun harga aslinya Rp 12.500, tapi kata Mama, harganya Cuma 7.000 Rupiah.
Gara-gara Majalah Sedap (Sekejap), Saya Jatuh Cinta Sama Kue!