Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renungan Sendu tentang Ibu

21 Desember 2019   20:41 Diperbarui: 21 Desember 2019   21:19 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.icnarelief.org

Nah, begitu juga dengan anak. Anak itu juga karunia, ya 'kan?

Kalau seandainya anak itu dibunuh atau dibuang karena tidak diinginkan akibat sebab tertentu, di tahun-tahun mendatang belum tentu dikaruniai momongan lagi. Bisa jadi, dibuat mandul. Atau, mungkin Tuhan tidak mengkehendaki punya anak lagi, karena telah terbukti menyia-nyiakan kepercayaan-Nya kepada orang tua, berupa anak.

Ahhhh... semua itu....

Ya salah wanita itu sendiri, menjalin hubungan dengan lawan jenis sudah kelewat batas. Lalu, dapat karunia lewat jalan yang salah; hamil di luar nikah, tapi mirisnya, si lelaki tersebut malah kabur. Tidak bertanggung jawab!

Apalagi kalau punya anak berkebutuhan khusus, yang sering kali berakhir di jalanan. Kalau dikasih anak seperti itu, sang ibu malah malu, tak mengakuinya, dan ujung-ujungnya dibuang. Ya salah ibunya sendiri, mengapa tidak berlapang dada untuk menerima "anak istimewa" ini, bahkan malah menginginkan buah hati yang sempurna?

Lalu, ada juga anak yang ditelantarkan karena sang ibu tak menginginkannya karena depresi, bahkan lebih tragisnya lagi, dibunuh! Duuh, sakit hati rasanya. Kenapa ya, sang ibu tak punya kontrol emosi yang baik, biar anaknya bisa terjaga?

Itu semua, sama saja dengan membuang anugerah secara percuma! Lebih buruk lagi dari membuang-buang makanan, di mana makanan masih bisa diusahakan lagi dengan tumbuhan dan hewan, sedangkan anak? Jika pergi pun dipastikan tidak akan kembali ke dunia, kecuali berjumpa di surga.

Makanya, jadi ibu itu tidak mudah, lebih sulit lagi jadi calon ibu yang masih lajang. Harus jaga diri agar tidak mendapat anugerah lewat jalan yang salah sampai menikah nanti.

Juga, harus siap lahir batin (fisiknya, psikisnya) dan bertanggung jawab dengan hadirnya sang anak, kemudian mendidiknya dengan baik. jika dikaruniai anak berkebutuhan khusus, harus terima dengan hati terbuka, bahwa itu karunia yang sangat berharga.

Jagalah bagai permata, jangan diperlakukan seperti sampah. Yakinlah, siapa tahu anak itu dapat mengubah nasib untuk keluarganya!

Hmmm, melihat bayi-bayi yang dibunuh atau dibuang, diriku sangat bersyukur. Beruntung saya punya Mama yang lembut, keibuan, dan penyayang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun