Ngapain beli buku terus? Nggak guna!
Ya, kira-kira seperti itulah apa yang dikatakan ayahku ketika mengetahui bahwa saya hendak beli buku. Walaupun di mata beliau buku merupakan sesuatu yang tidak bermanfaat, kurasa apa yang dialami olehku malah sebaliknya. Kok bisa?
Beneran kok, berkat buku-buku yang saya beli, saya merasakan tulisan-tulisan yang kutorehkan semakin beda dan berkembang. Itu karena, buku-buku yang saya beli kemudian membacanya, bagaikan oase yang mendatangkan dahaga bagi yang haus inspirasi dan kreativitas. Bahkan, kalau saya ingin mencari ide untuk menulis, (kini) saya akan jadikan buku-buku sebagai rujukan utama.
Tak hanya itu, buku-buku yang saya koleksi di rumah, malah bisa membawa berkah tersendiri. Akhirnya, saya bisa memenangkan kompetisi blog untuk pertama kalinya, semuanya tak lepas dari buku sebagai referensi yang digunakan saat membuat tulisan lomba. Dan, kalaupun buku-buku yang dibeli (memang) tidak mendapat ide menulis, setidaknya saya bisa memperoleh inspirasi untuk mengarungi kehidupan.
Lalu, apalagi?
Ada, inspirasi menulis datangnya dari radio! Seperti itulah yang saya rasa, kala saya mendengarkan siaran radio Smart Happiness bersama Arvan Pradiansyah. Kadang, setelah saya mendengarkan talkshow-nya, saya pun merenung, lalu hasilnya, datanglah ide untuk membuat tulisan (yang baru)!
Nah, di luar itu, kadang saya mendapatkan ide dari hasil obrolan dengan orang lain, bahkan dari pengamatanku di televisi. Bahkan, saat jeda iklan di TV yang sering dilewatkan orang pun bisa jadi inspirasi, seperti yang saya alami saat menonton iklan tentang vlog Jokowi. Namun, itu jarang saya mendapatkannya.
***
Tapi...
Semua yang kulakukan di atas jadi percuma jika pikiran kita dilanda penat. Ya, bahkan walaupun kita sudah berusaha keras untuk membaca, mengamati, dan lain sebagainya, kalau otak kita sudah benar-benar lelah, ide dan kreativitas pun tetap tidak bisa muncul. Akhirnya, yang kita dapatkan, malah tambah pusing sendiri.