Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Si Bungsu yang Introvert, Apa Saja Keunggulannya?

15 April 2017   00:18 Diperbarui: 4 September 2017   17:12 2141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: http://introvertspring.com

Siapa di antara kalian yang ditakdirkan jadi anak terakhir? Ada yang introvert juga?

Di dalam silsilah keluarga, saya dilahirkan sebagai anak kedua. Karena saya tidak pernah meminta adik ke orang tua--dan tidak mengharapkannya, jadilah saya anak bungsu. Memang, saya waktu kecil memang nakal, namun di sisi lain saya nyaman bermain sendiri--main botol-botolan, ayunan, masak-masakan, dan masih ada lagi. Jarang sekali yang bermain sama teman sebaya, termasuk bersama kakak saya sendiri.

Namun, ketika saya telah melewati sebagian jatah umur saya sewaktu dalam buaian sampai lulus sekolah, ditambah lagi dengan banyak membaca artikel dan buku tentang kepribadian, saya jadi paham akan keadaan saya sendiri. Makanya, pas saya membaca berbagai artikel tentang anak bungsu, kok rasanya ada beberapa sifat yang berbeda dengan keadaanku? Bandingkan dengan beberapa teman sekelasku yang lahirnya paling belakang, yang bisa menebarkan humor dan senyuman yang ceria!

Hei, katanya kamu anak bungsu, kok gitu sifatnya? Gak bisa disamain dengan kebanyakan orang, ya?

Iyaa sih, tapi artikel-artikel tentang sifat anak bungsu 'kan memang sifatnya dialami oleh mayoritas orang, jadi secara umum, ya seperti itu. Tapi, bukan berarti BISA COCOK ke semua orang, 'kan yaa. Ya seperti yang pernah saya baca di media warga ini, ada seorang di antara saudara-saudaranya yang bisa menjalankan tugas dengan rasa tanggung jawab, padahal dia bukan anak pertama 'kan?

OK, kita kembali ke topiknya!

Bagi kebanyakan orang yang pernah melihat sosok anak ragil (baca: bungsu) dalam keluarga, pasti dianggapnya, lucu, menyenangkan, dan mudah bergaul. Ya, semuanya benar. Tapi, sebagaimana yang telah saya jelaskan tadi, tidak semua anak bungsu bisa membawakan lelucon yang membuat orang tertawa. Ada juga yang pembawaannya serius, bahkan cenderung pendiam. Kalian tahu apa sebabnya?

Salah satunya, dua kutub kepribadian manusia--ya apalagi kalau bukan introvert dan ekstrovert. Dua faktor inilah yang bisa mewarnai jati diri kita, tak peduli urutan keberapa kita dilahirkan. Bahkan, saking kuatnya, ada yang bisa "menguatkan" karakter, sekaligus "melemahkan" sifat seseorang itu sendiri!

Jadi, walaupun seseorang itu bertemperamen introvert, bukan berarti si bungsu selalu terpaku dengan kesendirian lho yaaa! Tenang, ada beberapa sifat yang justru akan menguntungkan kalian, sebagai bekal di masa depan. Nah, setelah saya cocokkan antara beragam referensi, juga pengalaman pribadi, inilah keunggulannya:

Ditinggal Keluarga, Siapa Takut! Justru Rumah Berubah Layaknya "Surga"!

Sumber gambar: http://aboutislam.net
Sumber gambar: http://aboutislam.net
Ketika kalian diamanahkan untuk jaga rumah saat keluarga hendak pergi, alih-alih merasa takut--justru kalian akan berubah menjadi riang gembira. Mengapa? Karena inilah saatnya kalian akan mengisi energi mental setelah kalian berkutat dengan berbagai aktivitas. Kalian bisa kok melakukan apa saja; menenggelamkan diri dalam bacaan fiksi, merenung, bahkan sampai berpikir untuk mendapatkan inspirasi, silakan saja. Bahkan kalian bisa belajar dengan tenang, tanpa diganggu oleh siapapun!

Dan, bagaimana kalau kalian yang kembali dari pekerjaan, lalu mendapati rumah sedang kosong ditinggal saudara? Yeaaay! Justru suasana itulah yang dijadikan "surga" oleh kalian--para introvert, untuk beristirahat. Karena, suasana yang tenang, sangat membantu para innies untuk memulihkan diri, sehingga menjadi bersemangat, seperti sediakala!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun