Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Temukanlah Bakat dan Minat Anak dengan Melakukan 5 Cara Ini!

29 April 2016   15:52 Diperbarui: 10 September 2016   11:32 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Mengikuti Kursus Sesuai Bidang yang Disukai

Anak-anak zaman sekarang ini, ada yang sudah dibiasakan untuk mengikuti les, walaupun bukan pada masa-masa menghadapi ujian akhir sekalipun. Pada umumnya, mereka ikut les yang berkaitan dengan mata pelajaran, misalnya matematika dan IPA, juga bahasa asing, salah satunya bahasa Inggris. Nah, mengapa mereka melakukan hal itu? Selain agar bisa mempertajam kemampuan dan meraih nilai yang lebih baik, kursus bahasa asing bisa digunakan untuk komunikasi di zaman global, lho! Apalagi di era MEA dimana masyarakat seharusnya bisa menguasai bahasa internasional untuk menunjang kegiatan sehari-hari, terlebih pekerjaan, agar bisa berkomunikasi dengan orang asing. Jangan sampai komunikasi terputus maupun miscommunication gara-gara kendala bahasa, iyaa ‘kan?

Namun, alangkah baiknya jika selain ikut les pelajaran, anak-anak bisa bergabung ke kursus sesuai bidang yang disukainya. Ya itu tadi, tujuannya agar bisa mengasah passion-nya mereka. Contohnya, bagi anak-anak yang suka animasi dan dunia menggambar, orang tua bisa memasukkan mereka ke kursus animasi. Atau, mereka yang berminat pada dunia musik, boleh juga ikutan les piano dan biola. Begitu juga dengan hal-hal lainnya. Yang terpenting, sesuaikan aja dengan minat dan bakat mereka.

3. Memanfaatkan Hari Libur untuk Mengasah Bakat

Dalam setahun, tentu ada hari-hari libur, baik hari libur umum (Minggu) maupun hari libur nasional. Bahkan, bagi pelajar dan mahasiswa, tentu ada hari liburnya tersendiri, bukan? Hari libur itulah yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan apa saja, misalnya saja berwisata, jalan-jalan ke luar kota, beristirahat sejenak setelah melakukan rutinitas belajar dan bekerja, dan berbagai kegiatan lainnya.

Kalian bisa kok memanfaatkan hari libur untuk mengasah passion-nya. Caranya bagaimana? Lakukanlah apa yang kalian suka, sesuai minat tentunya. Kalian yang suka menulis bisa menuangkan ide-idenya di blog sosial maupun pribadi, yang suka memasak, bisa mengkreasikan sajian buatan kalian sendiri di dapur, maupun menciptakan masakan-masakan baru. Dan, masih banyak lagi kegiatan yang kalian pilih untuk menemukan dan mengasah minat serta bakat, agar terlihat lebih baik.

4. Mengikuti Orang Tua Bekerja maupun Belajar dari Profesi Orang Lain

Jika kalian lebih memperdalam lagi passion-nya, tirulah apa yang diperintahkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di bidang pendidikan, yang bisa diterapkan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Ya! satu sampai dua hari dalam sebulan, siswa-siswa SD sampai SMA diliburkan, tapi bukan main-main, pasti ada tujuannya. Yaitu ikut orangtuanya bekerja, untuk merasakan bagaimana beratnya mereka dalam mencari nafkah, yang diharapkan untuk menumbuhkan sikap prihatin pada diri siswa. Selain itu, bisa dijadikan transfer ilmu tentang pekerjaan mereka itu.

Nah, para siswa bisa melihat, bagaimana kedua orang tuanya menjalani pekerjaannya itu disertai langkah-langkahnya sesuai pendidikan dan keterampilan yang telah didapatkan oleh mereka. Dan bukan tidak mungkin anak-anak akan termotivasi mengikuti jejak orangtuanya sesuai bidang yang disukainya. Misalnya begini, ayahnya adalah seorang jurnalis. Anaknya akan melihat bagaimana ayahnya bekerja, meliput di berbagai tempat. Dan jangan lupa juga, dia harus belajar bagaimana caranya menulis berita. Dengan demikian, si anak merasa terinspirasi untuk meraih cita-cita seperti ayahnya; atau yang lebih tinggi lagi, jadi penulis buku.

Kalau misalnya cita-cita dan minat anak berbeda dengan orang tua? Ya tetap saja si anak harus belajar dari lingkungan sekitar, termasuk profesi orang lain. Contohnya saja ketika si anak memiliki passion di psikologi dan berkesempatan konsultasi ke psikolog saat dia memiliki masalah. Lebih baik jika si anak mempelajari bagaimana psikolog itu melayani orang lain, memberi solusi atas permasalahannya. Lama-kelamaan si anak akan mengerti dan semakin mantap untuk mengembangkan bakat minatnya!

5. Membaca Buku yang Disukai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun