Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kasus Selamatan Raffi dan Nagita: Pelajaran untuk Seluruh Stasiun TV

24 Juni 2015   09:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:22 17911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan, pada acara Selamatan Raffi dan Nagita, selain durasinya yang memakan waktu tujuh jam, ada peristiwa tidak penting yang seharusnya tidak ditampilkan, seperti macet di jalan, dan sebagainya. Hendaknya pada acara tersebut hanya ditampilkan hal-hal penting saja, yaitu budaya Indonesia dan tidak melebihi durasi yang ditetapkan KPI, atau bisa juga dengan menayangkan prosesi tersebut secara bertahap pada acara infotaiment. Hal yang sama harus diperhatikan dan dijadikan pelajaran untuk semua stasiun TV yang hendak menayangkan acara serupa.

Stasiun TV, Jangan Terjatuh pada ‘Lubang yang Sama’

Frekuensi adalah milik publik. Kata-kata tersebut harus dicamkan betul tidak hanya pada stasiun TV, juga penyelenggara acara yang melibatkan para artis. Hendaknya para artis dan stasiun TV bertanya pada diri sendiri: “Apa sih manfaatnya bagi publik?”. Karena, penayangan tersebut secara tidak sadar akan menghilangkan acara yang lebih penting yaitu berita. Seperti yang pernah dibahas di artikel ini, pemirsa tidak bisa mendapatkan informasi aktual karena acara berita ditiadakan akibat acara selebritis yang cukup lama.

Oleh karena itu, stasiun TV harus mengerti kebutuhan para pemirsa. Karena kebutuhan pemirsa akan acara TV berbeda-beda sesuai minatnya. Ada yang menyukai acara berita, tapi tidak suka infotaiment. Ada pula yang suka menonton acara-acara ringan. Ada juga yang suka menyaksikan acara film dan sebagainya. Dengan memahami kebutuhan pemirsa, stasiun TV bisa membagi porsi acara TV dengan adil.

Kemungkinan, proses persalinan para artis akan ditayangkan kembali di televisi secara live, dan tidak lepas dari sorotan publik. Seharusnya stasiun TV berkaca dari kesalahan yang diperbuat dalam menayangkan acara televisi dan tidak terulang lagi pada acara persalinan nanti, sehingga nasib keberadaan stasiun TV tidak ‘menghilang’. Kalau sekali melakukan kesalahan, itu wajar. Namun kalau sudah berkali-kali, sudah mencerminkan perbuatan yang tidak baik.

Oleh karenanya, stasiun TV harus berkomitmen untuk menyenangkan para pemirsa dengan acara-acara yang tidak melanggar aturan. Kasihan bukan, pemirsa sudah dikasih amanah berupa frekuensi masih saja disia-siakan oleh stasiun TV.

Demikianlah, semoga stasiun TV bisa mengambil pelajaran. Salam Kompasiana!

Sumber berita: tribunnews.com, bintang.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun