[caption id="attachment_410973" align="aligncenter" width="624" caption="Selasa (24/6/2014) siang, salah seorang pengunjuk rasa menunjukkan poster bertulisan YKS, Yayasan Kurang Sopan. Menurut pihak keluarga dan penggemar Benyamin Sueb, tayangan Yuk Keep Smile (YKS) episode 20 Juni 2014 berisi aksi penghinaan terhadap Benyamin Sueb./Kompasiana(kompas.com)"][/caption]
 Bulan Ramadhan sudah semakin dekat! Jauh-jauh hari, KPI telah memberitahukan kepada seluruh stasiun TV perihal penayangan acara televisi, menyongsong bulan Ramadhan yang akan jatuh pada bulan Juni mendatang. Pemberitahuan ini, diharapkan agar semua stasiun TV menayangkan acara yang tidak hanya menghibur, namun juga mendidik dan menginspirasi, yang berkaitan dengan tema Ramadhan, sehingga dapat menciptakan suasana Ramadhan yang penuh kekhusyukan.
Melihat dari tayangan Ramadhan tahun lalu, masih ada acara televisi yang mengandung hal-hal yang tidak pantas dan dapat mengotori kesucian bulan Ramadhan. Misi penyiaran yang memberikan edukasi bagi masyarkat menjadi ternoda karena pelanggaran yang dilakukan oleh stasiun televisi. Entah karena rating, keuntungan, atau tidak mau melakukan hal yang baik, kebanyakan stasiun TV belum bisa memberikan contoh yang baik bagi pemirsa, terutama nilai-nilai keagamaan selama Ramadhan, yang ketika bulan suci tersebut berakhir, akan terbawa oleh pemirsa, diambil pelajaran untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Oleh karena itu, dalam rangka perbaikan acara televisi di bulan Ramadhan, seluruh stasiun TV wajib melakukan hal tersebut agar tidak terkena sanksi dari KPI, antara lain:
1. Kurangi gosip yang tidak bermanfaat
 Pada bulan suci Ramadhan, umat muslim diperintahkan untuk menjaga lisan, pendengaran, dan hati dari perbuatan dosa, tak terkecuali pada stasiun televisi yang dioperasikan oleh manusia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut, stasiun TV hendaknya mengurangi muatan gosip yang tidak bermanfaat dan menyiarkan hal-hal yang baik, termasuk prestasi para artis, sesuai dengan tema Ramadhan. Jika belum bisa, tirulah bagaimana NET. TV dan KompasTV dalam menyeleksi berita selebritis menjadi benar-benar berkualitas, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Boleh menyiarkan sinetron, terutama sinetron religi, namun tidak menampilkan kekerasan, kelakuan dan perkataan tidak pantas
 Selama bulan Ramadhan, diharapkan stasiun TV cukup selektif dalam menyeleksi sinetron, terutama adegan yang akan ditayangkan di televisi, begitu pula dengan rumah produksi dan para artis yang akan terlibat. Jangan sampai ada kekerasan, perbuatan dan perkataan kotor yang membuat pemirsa tidak nyaman dan cita-cita untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan menjadi tidak tercapai. Ibarat film, sinetron pun harus disajikan dengan benar-benar menarik dan bermutu agar pemirsa semakin menyukai sinetron, terutama sinetron religi dan bisa mengambil hikmah serta pelajaran dari adegan pada sinetron tersebut.
3. Tayangan anak-anak harus menyesuaikan dengan nilai-nilai keagamaan
 Seperti yang ditulis pada artikel sebelumnya, tayangan anak-anak di televisi masih menjadi masalah besar karena ketidakadilan dalam membagi porsi acara televisi yang didominasi oleh acara untuk kalangan remaja dan dewasa. Padahal, penduduk usia anak-anak masih banyak di Indonesia, akibat setiap tahun kelahiran di Indonesia masih berlangsung hingga saat ini.
Tentunya, anak-anak sangat butuh akan pendidikan dan nilai-nilai keagamaan, terutama pada anak-anak yang duduk pada bangku sekolah dasar dan masih dalam tahap belajar puasa. Selain penayangan acara Hafidz cilik dan penampilan dai-dai cilik di beberapa stasiun televisi, sebaiknya serial animasi lokal buatan Indonesia juga menyesuaikan sesuai tema Ramadhan.
Tirulah bagaimana serial Upin dan Ipin bisa menyesuaikan tema selama Ramadhan dengan mengajarkan hal-hal yang baik dan mengandung nilai-nilai keagamaan, terutama pada saat Upin dan Ipin berusaha bersabar tidak makan dari subuh sampai maghrib. Tidak hanya itu, MQTV, stasiun TV lokal di Bandung, juga RTV sempat menayangkan animasi lokal Indonesia bernuansa Islami, yang mengandung nilai-nilai moral dan agama, khusus ditujukan untuk anak-anak.
Bahkan, beberapa tahun lalu MNCTV sudah menyiarkan animasi dari Timur Tengah yang ceritanya berdasarkan Al-Qur’an, agar anak-anak lebih paham dengan cerita dalam kitab suci agama Islam tersebut termasuk kisah para nabi dan rasul. Seharusnya di Indonesia stasiun TV dapat bekreasi menciptakan program anak bernuansa Islami, agar anak-anak Indonesia memiliki banyak pilihan program menarik dan tentunya, meningkatkan keimanan bagi anak-anak.
4. Tayangan mistis dan mengandung muatan ‘dewasa’ hendaknya dikurangi atau dihentikan sementara
 Biasanya, tayangan mistis dan mengandung muatan ‘dewasa’ ditayangkan pada tengah malam, untuk melengkapi acara televisi. Tentunya, tayangan tersebut ditonton oleh orang yang kesulitan tidur atau bangun pada tengah malam. Namun, untuk menghormati kesucian bulan Ramadhan, sebaiknya tayangan tersebut dikurangi porsinya atau dihentikan sementara. Karena, dikhawatirkan akan merusak keimanan dan pahala dari umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Tentunya, tidak mau bukan pahala puasa terbuang percuma karena hal tersebut?.
5. Buatlah komedi sesuai tema Ramadhan
 Masyarakat Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari hiburan yang terdapat pada televisi, terutama pada komedi. Namun kenyataannya, banyak juga tayangan komedi yang masih saja melanggar ketentuan KPI karena perkataan yang tidak sesuai aturan. Sebaiknya, stasiun TV berkreasi menciptakan tayangan komedi, namun tetap mengusung tema Ramadhan. Boleh juga menghibur masyarakat namun dengan perkataan yang baik, misalnya pada contoh tayangan acara Stand Comedy Show. Memang agak sulit dilakukan, namun harus dilakukan menyangkut semangat dan suasana bulan Ramadhan.
Jadikan Bulan Ramadhan, Sebagai Momen Evaluasi Penyiaran Seluruh Stasiun Televisi
Setelah menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan, diharapkan umat muslim dapat menjalankan hidup lebih baik dan melanjutkan kebiasaan baik selama bulan Ramadhan, pada bulan selanjutnya. Begitu pula dengan stasiun televisi. Semua stasiun TV di Indonesia diharapkan dapat melanjutkan hal-hal yang baik dalam tayangan TV selama bulan Ramadhan pada bulan diluar Ramadhan, demi terciptanya tayangan yang lebih sehat dan bermutu untuk pemirsa.
Oleh karena itu, seharusnya stasiun TV dapat memaknai arti Ramadhan secara umum dalam memperbaiki konten dan kualitas tayangan, jangan hanya mengutamakan rating semata. Caranya, menyajikan tayangan yang baik dan mengandung nilai edukasi dan inspirasi dan tidak hanya menghibur bagi masyarakat.
Pemberian penghargaan bagi stasiun TV yang acaranya dianggap edukatif dan menginspirasi, seharusnya juga menjadi perhatian bagi seluruh stasiun TV untuk berusaha menayangkan acara yang terbaik untuk pemirsa. Dengan demikian, pemirsa semakin percaya pada stasiun TV di Indonesia, terutama kualitas acara TV yang semakin membaik. Ini yang menjadi harapan kita semua selaku pemirsa TV di Indonesia, ditengah buruknya kualitas tayangan TV saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H