Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ada Apa dengan Tayangan Khusus Anak-anak di Televisi?

16 April 2015   08:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:02 2405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14292180291920948623

[caption id="attachment_410618" align="aligncenter" width="630" caption="Ilustrasi/kompasiana(kompas.com)"][/caption]

Lusa (18/4), tepat dua puluh tiga bulan NET. TV bersiaran di Indonesia, di sisi lain, kanal TV khusus anak-anak, Spacetoon, menghilang dari siaran terrestrial alias siaran gratis. Memang, hal yang sangat wajar mengingat banyak stasiun TV baru yang ingin mendapatkan kanal untuk bersiaran, sesuai ciri khas masing-masing. Namun, secara tidak langsung, akan menghilangkan siaran khusus yang selama ini diperlukan anak-anak sebagai hiburan melepas lelah setelah beraktivitas pada siaran terrestrial, karena saluran Spacetoon ini tidak hanya berisi kartun, juga pesan untuk anak-anak, lagu anak-anak, dan sebagainya.

Sepeninggal Spacetoon di kanal terrestrial, kebanyakan stasiun TV swasta nasional menyiarkan acara untuk kalangan remaja dan dewasa. Seperti yang dikatakan lewat akun Twitter @kompasiana sewaktu KompasianaTV ditayangkan (6/4), kebanyakan stasiun TV swasta saat ini, sedikit sekali yang memberikan porsi untuk acara anak-anak yang hanya berupa kartun, kecuali di Trans7 yang menyiarkan beberapa program anak-anak non-kartun selama satu setengah jam (Laptop si Unyil, Unyil Keliling Dunia, Si Bolang, dan Dunia Binatang), juga acara Hompimpa dan Aksi Bocah Cilik di GlobalTV.

Akibat porsi acara anak-anak yang terlalu sedikit, kreativitas yang diperoleh anak-anak lewat acara televisi juga sedikit sehingga sulit berkembang. Tidak hanya itu, anak-anak juga terpengaruh dengan acara TV saat ini, yang kebanyakan bukan ditujukan untuk pemirsa anak-anak. Dengan demikian, anak-anak zaman sekarang tumbuh lebih dewasa sebelum waktunya dibanding zaman sebelumnya, karena anak-anak zaman sekarang sudah lebih dulu mengenal cinta sejak dini, bahkan dari zaman SD sekalipun!

Jika dibandingkan dengan era 90-an, dan 2000-an, dimana serial dan film kartun untuk anak-anak menjamur di stasiun TV Indonesia. Tentu anak zaman 90-an sudah mengenal tokoh kartun Doraemon yang sangat legendaris itu. Selain itu ada juga Sailor Moon, Samurai X, Hamtaro, Pokemon, dan beberapa serial serta film kartun lainnya. Tidak hanya itu, di saat yang sama, acara khusus anak-anak juga pernah tayang di RCTI, misalnya Tralala-trilili. Bahkan saya sewaktu SD pun sempat menonton acara pengetahuan di RCTI yang dipandu oleh Deddy Corbuzier pada saat itu.

Memang, pada saat itu anak-anak era 90-an dan 2000-an lebih banyak menonton acara khusus anak-anak dibanding acara khusus dewasa, wajar jika anak-anak pada zaman itu tumbuh normal sesuai usianya. Padahal, setiap tahun, angka kelahiran di Indonesia terus bertambah, sehingga penduduk usia muda lebih banyak ketimbang penduduk usia lanjut, terutama penduduk usia anak-anak.

Karena pada zaman sekarang kebanyakan acara TV di Indonesia tak lagi ramah untuk anak-anak, tak heran jika orang tua mulai membatasi menonton TV untuk anak-anaknya, dan jika mereka tetap nonton TV, orang tua hanya mengajarkan hal yang baik dari tayangan anak-anak di televisi. Apalagi di kalangan mampu, mereka lebih memilih membelikan TV kabel maupun parabola, karena ada channel khusus yang lebih ramah untuk anak-anak sehingga perkembangan jiwa anak-anak bisa tumbuh normal sesuai usianya.

Bahkan sebaliknya, ada beberapa orang tua yang mengajari karakter yang baik untuk anak-anaknya, mengajak bermain, berwisata, bahkan membiasakan untuk membaca buku. Suatu kebiasaan yang sangat positif untuk perkembangan anak kelak di kemudian hari. Bukankah anak adalah peniru ulung, bisa menyerap hal di sekitarnya karena pertumbuhan otak di masa 3 tahun telah mencapai 'puncak emasnya'?

Perlunya Revolusi Tayangan Anak-anak di Televisi


Anak-anak yang terlahir pada zaman modern, membuat mereka mudah mengenal dan akrab dengan benda berbau teknologi, seperti laptop, gadget, dan sebagainya, sehingga mereka jago mengoperasikan handphone, gadget, mengenal internet dan menggunakan akun sosial media pada usia sekolah, terutama usia anak-anak. Dan yang pasti, mereka mulai terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik di internet, karena anak-anak belum bisa menyaring informasi, mana yang baik untuk anak, mana yang buruk untuk ditinggalkan untuk anak.

Seiring dengan perkembangan teknologi, stasiun televisi sebaiknya menyesuaikan juga dengan membuat acara yang menarik yang merangsang kreativitas, juga mendidik untuk anak-anak zaman sekarang yang lebih akrab dengan benda yang canggih, karena pendidikan zaman sekarang, tentunya berbeda dengan pendidikan zaman dahulu. Begitu pula dengan konsep acara anak-anak di televisi.

Jika melihat konsep dari tayangan Hompimpa di GlobalTV, ini sudah sesuai dengan konsep acara anak-anak saat ini, karena selain memadukan pengetahuan dan kreativitas untuk anak-anak, ditambah dengan kehadiran bintang tamu seperti acara talkshow, tentunya membahas pengetahuan yang terjadi di sekitar. Selain itu, lagu yang dinyanyikan pun tentunya lagu anak-anak, namun latar musik pun diaransemen dan menyesuaikan dengan zaman, serta diiringi oleh gerakan para presenter yang juga bernyanyi layaknya gerakan grup musik boyband maupun girlband.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun