Kejadian akhir-akhir ini membuat saya menyadari kalau kita sering kali membuat masalah baru dalam kehidupan kita sendiri. Confucius, filsuf cina yang ajarannya tersiar ke seluruh penjuru bumi itu berkata demikian. Sadar atau tidak, kita semua melakukannya. Keputusan itu tergantung pada apa yang kita pertimbangkan. Keputusan itu bukan hanya hasil dari suatu pertimbangan semata. Pertimbangan... Pertimbangan... mengapa kita harus melakukannya? Mengapa tetap ada penyesalan meski kita telah melakukan pertimbangan? Apakah penyesalan itu muncul karena kita melakukan pertimbangan. Bagaimana kalau... Bagaimana kalau... Bagaimana kalau hidup tak ada yang perlu dipertimbangkan? Bagaimana kalau segalanya terjadi secara spontan--tanpa ada pertimbangan? Mungkinkah? Seandainya hidup bisa berjalan sesederhana itu, seandainya ego dapat sesegera mungkin mendamaikan id dan super-ego kita, seandainya tak perlu banyak pertimbangan untuk memutuskan sesuatu, berandai-andai saja menjadi malaikat, manusia. Ada sesuatu yang ingin disampaikan? Katakan!--tak perlu kau takut desis ular berderik dipunggungmu. Telah mengatakan sesuatu pada orang lain? Lakukan!--yang hadir belakang itu namanya konsekuensi, bung! Diberi berbagai pilihan? Tunjuk!--kesempatan cuma sekali, konsekuensi urusan belakangan. Simple ya sebenarnya kalau kita bisa berpikir lebih jernih dan punya pandangan optimis terhadap diri sendiri dan positif terhadap orang lain. Kalau kata filsuf Gus Dur, "gitu aja kok repot". Don't be scared, it's just all about our perception. Have a problem? Master it!! :) -DWS-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H