Seseorang dapat menjadi “idola” menurut dari sudut pandang kita melihatnya. Secara tidak langsung idola itu dapat mempengaruhi kita dari hal yang positif sampai ke hal yang negatif tergantung kepada kita bagaimana menyikapinya. Bagi saya, idola itu adalah seseorang yang selalu mampu menjadi penginspirasi kita untuk terus berkarya.
Ibu, ciptaan Tuhan yang sempurna yang menjadi idola saya sejak kecil dan menjadi inspiratorku sejak saya mengenal bangku sekolah. Begitu banyak tugas pekerjaan yang harus diselesaikannya tetapi dia tidak pernah lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dan orang tua tunggal bagi kami. Sebagai orang tua tunggal dari 4 orang anak, ibu selalu bekerja keras untuk membiayai kebutuhan kami. Beliau ingin agar anak-anaknya dapat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Saya sangat bangga dengan ibu meskipun begitu banyak tugas yang diembannya tetapi ibu sering menerima penghargaan di pekerjaan dan di organisasi sosial atas karya yang telah dicapainya. Pesannya yang selalu menginspirasi saya adalah “Lakukanlah segala sesuatunya dengan kerja keras, ikhlas dan jangan pernah mengandalkan kekuatan sendiri karena Dia yang mengetahui rencana terbaik buat kita”. Jadi, idola itu tidak harus orang yang terkenal dengan jumlah penggemarnya yang banyak, tetapi idola itu bisa berasal dari lingkungan disekitar kita yang mengajarkan kita banyak hal.
Dewi Valentina Butar-Butar
Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H